”UT didesain untuk memberikan akses itu tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Biayanya juga terjangkau, UKT-nya cuma Rp35 ribu per SKS. Ini murah tapi bukan murahan,” jelasnya.
Dia berharap, UT bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam menentukan tempat belajar. Sebab UT memverlakukan sistem belajar yang fleksibel, tanpa batasan waktu, tanpa batasan tempat, dan tanpa tekanan biaya tinggi.
”Semoga masyarakat bisa menjadikan UT sebagai pilihan. Apqlagi dengan penerapan sistem pembelajaran jarak jauh. Sekarang 70 persen mahasiswa UT usianya di bawah 25 tahun, karena UT merupakan kampus masa depan yang tidak mengekang,” kata dia.
Lebih jauh Ojat mengatakan, saat ini UT sudah punya 39 cabang di 37 provinsi, dengan satu kampus pusat di Jakarta. Setiap provinsi minimal ada satu cabang UT, bahkan ada yang sampai tiga cabang dalam satu provinsi.
Direktur UT Makassar, Prof Abdul Rahman Rahim menyampaikan, khusus di UT Makassar saat ini memiliki 8.200 mahasiswa aktif. Itu masih akan bertambah karena proses pendaftaran mahasiswa baru masih berlangsung. Untuk alumni di Makassar sudah mencapai 80 ribuan orang.
Dia juga mengatakan, banyaknya mahasiswa UT karena sistem belajar mengajarnya sangat mudah. Bahkan mereka memberikan berbagai keringanan bagi mahasiswa yang punya kendala.
”Jadi mata kuliahnya itu ada yang paket, totalnya sekitar 140 SKS dengan harga Rp1,3 juta. Nanti dikasih materi, kalau butuh pendamping dikasih juga, lalu nanti ujiannya diberikan soal yang berbeda. Itu terkontrol dan terlacak lewat teknologi yang kami pakai,” ucapnya.
