“Kalau mereka menangkap momen ini, tentu bagus juga untuk menjadi alternatif pilihan bank syariah di Indonesia. Apalagi mereka ormas besar, tentu pasar dari kalangan mereka saja itu sudah besar,” tuturnya.
Perbankan milik Muhammadiyah juga bisa digerakkan secara masif lewat instansi dan unit usaha yang mereka miliki. Sebab, hampir semua unit usaha mereka juga berhubungan dengan perbankan.
“Unit usahanya juga kan besar dan itu bisa menggunakan perbankan. Jadi ini akan bagus juga untuk kontribusi perekonomian, karena persaingan semakin sehat juga,” ungkapnya.
Selain itu, Muhammadiyah juga diduga sudah tidak sejalan dengan segmen bisnis perbankan pelat merah saat ini yang lebih banyak bermain di ranah korporasi. Mereka tidak menyentuh kalangan menenengah ke bawah.
“Pasar yang diharapkan Muhammadiyah sepertinya segmen bawah. Jadi akan ada yang memfasilitasi UKM, UMKM, sektor retail, bukan korporasi. Sehingga kalau Muhammadiyah mau menyasar kelas menengah ke bawah, itu peluang bagus, karena Bank Muamalat juga lagi recovery,” jelasnya.
Terakhir, dia menilai bahwa Muhammadiyah merupakan ormas keagamaan yang sudah punya pengalaman bisnis sangat mumpuni. Sehingga, pengelolaan keuangan mereka juga tentu bisa diatasi sendiri.
“Perlu diingat juga, dari sisi kompetensi bisnis Muhammadiyah itu sangat bagus. Karena mereka mampu membedakan ormasnya dan badan lembaga ekonominya, termasuk jaringan bisnisnya,” terangnya.
Telah Dibahas
Menanggapi hal ini, Humas Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah, Hadi Saputra mengaku, jajaran pengurus pusat sudah menggelar rapat koordinasi dengan pengurus wilayah. Itu berkaitan dengan isu ini juga.
