FAJAR, MAKASSAR- Tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa desa di Sulsel masih tergolong rendah. Padahal, ada banyak potensi alam yang bisa dikelola. Hanya saja, potensi itu tidak diberdayakan secara optimal. Akses, pasar, hingga sumber daya manusia kerap jadi hambatan.
Olehnya, melalui pengabdian masyarakat dari Perguruan Tinggi (PT) sebagai upaya untuk membantu percepatan perputaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di desa.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr Andi Lukman mengatakan semua perguruan tinggi di kawasannya diminta membuat proposal dan di tujukan kepada Kemenristek untuk bisa lolos mendapat dana hibah langsung hingga ratusan juta rupiah. Dana tersebut digunakan untuk program pengabdian masyarakat.
Sebut saja, kata dia, pengabdian yang dilakukan dosen unibos dan mahasiswanya di Enrekang mengelolah limbah kulit sapi. Mereka mendapat dana hibah sebesar 144.326.000 per tahun yang berlangsung selama tiga tahun
Kata Andi Lukman, rendahnya kualitas sumber daya manusia di pedesaan, rendahnya aksesibilitas masyarakat pedesaan dalam memperoleh pelayanan dasar untuk mengembangkan usaha ekonomi mendasari adanya pengabdian ini.
Seperti sumber pembiayaan, informasi dan teknologi, terbatasnya infrastruktur yang mendukung desa dan belum optimalnya fungsi kelembagaan masyarakat yang ada di desa.
Ketua Tim MBKM LLDIKTI Wilayah IX, Dr Mulyadi Hamid menambahkan adanya merdeka belajar membuat dosen dan mahasiswa bisa dengan leluasa untuk melakukan kegiatan diluar kampus. Termasuk pengabdian. Sehingga adanya MBKM dan PKM membuat terjadinya percepatan pembangunan desa dan mengembangkan potensi desa.