FAJAR, TAKALAR-Telur ikan terbang merupakan salah satu jenis telur ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Proses pencariannya membutuhkan usaha yang besar, di mana para nelayan harus turun ke laut selama beberapa bulan untuk mencari ikan. Telur ikan terbang ini memiliki berbagai jenis, dan setiap jenisnya memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenis telur ikan terbang tersebut.
Saat nelayan patorani bersiap untuk turun ke laut, mereka terlebih dahulu mempersiapkan bahan bakar kapal dalam jumlah besar. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan untuk berburu telur ikan terbang bisa mencapai berbulan-bulan. Selain itu, mereka juga menyediakan alat tangkap khusus untuk telur ikan terbang yang disebut “pakkaja”, yang terbuat dari bambu dan daun kelapa.
Maryam, anggota tim PPK ORMAWA HMPS Pendidikan Sejarah, mengaku cukup kaget melihat proses pengolahan telur ikan terbang. Ternyata, setelah telur ikan terbang diambil dari laut dan dibawa ke daratan, masih banyak proses lain yang harus dilakukan.
“Yang membuat saya terkejut setelah berdiskusi dengan juragan ikan patorani adalah harga dari telur ikan patorani yang mencapai Rp 800 ribu per kilogram. Bahkan, juragan di sana mengatakan bahwa harga tersebut masih tergolong murah karena biasanya harga telur ikan patorani bisa mencapai jutaan,” jelas Maryam tim dari PPK ORMAWA HMPS Pendidikan Sejarah UNM saat berkunjung ke gudang pabrik telur ikan terbang. Kunjungan ini merupakan bagian dari tujuan tim PPK ORMAWA HMPS Pendidikan Sejarah untuk memahami dan mempelajari seputar ikan terbang yang ada di Desa Galesong Baru, Takalar, Minggu, 7 Juli 2024.
Saat tim PPK ORMAWA HMPS Pendidikan Sejarah berkunjung ke gudang telur ikan terbang, mereka menyaksikan para pegawai sedang melakukan pembersihan dan penjemuran telur ikan terbang. (*)