Dalam penentuan umur, peneliti menggunakan metode baru. Kulit ari kalsium karbonat bisa terbaca pas di atas lukisan itu.
“Tim penelitian mengaplikasikan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) untuk mendapatkan pertanggalan akurat,” katanya.
Selain di Leang Karampuang juga dilakukan penentuan umur di Leang Bulu Sipong 4 di Kabupaten Pangkep. “Hasilnya ditemukan usia lukisan 48.000 tahun yang lalu,” sebutnya.
Sementara itu tim peneliti dari Griffith University, Basran Burhan mengatakan dalam jurnal yang diterbitkan ada dua situs.
“Selain Leang Karampuang di Maros juga dilakukan pengujian kembali di Bulu Sipong 4 dengan metode baru itu,” sebutnya.
Metode terbaru yang digunakan ini lebih akurat dan murah dibanding metode sebelumnya.
“Jadi kita melakukan penanggalan ulang pada kandungan kalsium karbonat yang melapisi lukisan gua di situs Leang Bulu Sipong 4 di Pangkep. Di mana sebelumnya usianya hanya 44.000 tahun yang lalu. Namun, melalui metode terbaru, hasilnya menunjukkan lukisan seni itu berumur sekitar 48.000 tahun,” jelasnya.
Kedua lukisan yang ditemukan ini, baik Leang Karampuang Maros maupun Leang Bulu Sipong 4 Pangkep sama-sama gambar bercerita.
“Namun gambar berburu di Bulu Sipong 4 lebih jelas adegan berburunya. Di mana sosok adegan yang ditampilkan itu setengah manusia dan setengah binatang atau therianthropes yang sedang berburu. Berbeda dengan Leang Karampuang yang gambarnya menunjukkan tiga manusia di depan babi rusa,” pungkasnya.
Dalam penelitian ini BRIN juga bekerja sama dengan tim peneliti Griffith University serta tim peneliti lainnya. (rin/zuk)