“Di sinilah ilmu pengetahuan menjadi sangat penting menjadi modal untuk bijaksana dalam memelihara lingkungan hidup. Dan penting dipahami bahwa upaya-upaya pemeliharaan lingkungan hidup, memang sangat penting untuk dilakukan secara bertahap meski dalam skala yang kecil,” lanjut Assir.
Muadz Ardin, sebagai perwakilan dari NGO lingkungan, menyampaikan, bahwa isu lingkungan bukanlah isu yang baru. Telah banyak konferensi-konferensi dalam tingkat global dilaksanakan, tetapi hingga saat ini kerusakan lingkungan hidup masih terus terjadi dengan intensitas yang lebih besar.
“Para pendiri bangsa kita telah bersepakat menjadikan pancasila sebagai falsafah bernegara. Pancasila sejatinya diambil dari nilai-nilai budaya yang telah melekat di dalam masyarakat. Itulah yang kemudian membuat begitu mudah pancasila diterima,” jelasnya.
Berkaitan dengan krisis lingkungan, kata dia, ini adalah suatu kondisi ketika lingkungan tidak lagi memberi daya dukung bagi kehidupan manusia atau organisme yang lain. Dalam beberapa dekade terakhir, pembangunan lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi perkapita, dengan harapan terjadinya investasi besar yang akan memberi dampak kelompok ekonomi kecil untuk berkembang.
“Sayangnya, yang terjadi justru tidak demikian. Hanya segelintir kelompok atau golongan tertentu yang merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga berdampak pada kesenjangan ekonomi dan sosial. Dapat disimpulkan bahwa paradigma pembangunan kita saat ini. tidak berdasarkan dengan pancasila sebagai falsafah bernegara,” urainya.