English English Indonesian Indonesian
oleh

Ada Fenomena Kalah Sebelum Bertarung di Pilkada

MAKASSAR, FAJAR — Kalah saat bertanding hal lumrah. Yang tak biasa kalah sebelum bertanding.

SITUASI ini diprediksi akan terjadi menuju Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar. Potensi kandidat mundur sebelum bertarung disinyalir akan menjadi tren.

Teringat saat awal-awal banyak figur yang bermunculan memasang baliho, sekaligus akan maju pada pilwalkot pada 27 November. Namun, terlihat saat ini beberapa sudah mulai menghilang.

Para figur awalnya santer dikabarkan akan maju, bahkan sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai. Akan tetapi, perlahan-lahan menghilang dari peredaran.

Ini menjadi sinyal bahwa mereka gugur sebelum berperang. Bahkan belakangan mencuat beberapa isu berembus bahwa akan ada kandidat yang akan menyerah sebelum bertanding dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah elektabilitas.

Baliho sosialisasi yang menjajah ruang kota, bisa jadi tidak menggambarkan situasi pertarungan di bilik suara. Persaingan menuju pilwalkot akan ditentukan formasi dukungan partai pada Pilgub Sulsel. Sehingga saat ini semua masih menunggu kepastian.

“Kalau belum ada koalisi pasti di pilgub, kepastian calon di pilwalkot juga masih penuh ketidakpastian,” ucap analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, A Luhur Prianto, kemarin.

Sekarang ini, nama-nama bakal calon wali kota yang sedang bersosialisasi itu masih diuji. “Jadi diuji ketahanannya sampai di mana, untuk sampai pada ‘buang handuk’, karena belum ada kejelasan,” tuturnya.

Setidaknya ada tiga kategori bakal calon yang akan “buang handuk” sebelum pilwalkot. Pertama, kandidat yang jor-joraan bersosialisasi, tetapi tidak dapat mencukupkan syarat dukungan partai.

News Feed