“Kondisi daerah menentukan, pluralitas masyarakatnya sangat berpengaruh. Hasil riset yang kami lakukan ada kecenderungan semakin religius (suatu) daerah semakin rendah penerimaan terhadap (pemimpin) perempuan. Ini berarti ada aspek keagamaan yang menilai,” ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa, Fatmawati Rusdi pernah maju di Kabupaten Sidrap sebagai Calon Bupati namun tidak terpilih, ia hanya meraup suara 38,90 persen pada Pilkada Sidrap 2018 lalu. Sementara saat berpasangan dengan Danny Pomanto di Pilwalkot Makassar, Fatmawati sebagai Calon Wakil Walikota, berhasil meraih kemenangan dengan total suara mencapai 41,3 persen pada Pilwalkot 2020.
“Di sini kita melihat ada faktor kondisi daerah, pengaruh masyarakatnya, karena Kota Makassar masyarakatnya beragam dan lebih plural sehingga tingkat penerimaannya lebih besar. Padahal waktu Bu Fatma (maju) calon Bupati Sidrap, itu menggantikan suaminya sendiri yang dua periode sebagai Bupati Sidrap. Tetapi tidak berhasil meraih kemenangan. Jadi pengaruh masyarakatnya dan pendekatan yang digunakan itu sangatlah memberi efek yang besar,” paparnya.
– Akademisi sekaligus tokoh perempuan nasional, Prof Siti Nur Azizah Ketika berkunjung ke Kota Makassar dihadapan organisasi keperempuanan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, mengulas tentang kepemimpinan perempuan.
Katanya, bahwa perempuan itu harus mampu memengaruhi dan menjadi sosok teladan serta bertanggung jawab, peluang perempuan menjadi seorang pemimpin didukung dengan nilai kepemimpinan.
“Value kepemimpinan perempuan itu dikenal dengan mother value, karena fungsinya, perempuan tidak hanya sebagai ibu, namun juga memiliki value yang mempunyai sifat objektif. Tidak ada halangan, pun dalam agama bahwa perempuan itu tidak boleh menjadi pemimpin. Apalagi perempuan adalah madrasah pertama untuk mendidik, sehingga peranannya itulah mampu membuat perempuan sangat layak untuk menjadi seorang pemimpin,” jelasnya.