English English Indonesian Indonesian
oleh

Pertunjukan Teater Rumah Panggung Salaka “Bangngi Tangarak”, Refleksi bagi Pemangku Kebijakan untuk Adil dan Tegas

FAJAR, TAKALAR-Pertunjukan teater Rumah Panggung Salaka “Bangngi Tangarak” yang di pentaskan di Salaka Takalar pada Sabtu 29 Juni 2024 malam. Pertunjukan dipadati penonton lokal.

Panitia kegiatan ini terpaksa menutup akses jalan untuk sementara saat pertunjukan berlangsung dan mengarahkan ke jalan alternatif karena ruas jalan yang berhadapan langsung dengan lokasi pertunjukan sudah tidak bisa di lewati kendaraan karena ramainya penonton yang hadir menyaksikan pertunjukan teater.

Pertunjukan teater “Bangngi Tangarak” yang di mainkan oleh pemuda takalar menaruh perhatian oleh masyarakat di karenakan konsep pertunjukannya betul betul bisa langsung di nikmati oleh masyarakat. Seluruh dialog dalam pertunjukan ini menggunakan bahasa Makassar dan di pentaskan langsung di rumah salah satu warga salaka.

Menurut daeng Gassing salah satu warga Salaka, kegiatan semacam ini baru pertama kali ada Salaka. Tak tanggung tanggung beberapa warga sekitar yang tidak kedapatan kursi akhirnya membawa kursi dari rumahnya.

“Pementasan semacam ini baru pertama kalinya di Salaka, makanya banyak warga yang penasaran dan mau nonton, mereka suka ” ungkap daeng Gassing.

Alif Anggara seniman dan juga dosen di prodi Teater Institut Seni Budaya (ISBI) Sulawesi Selatan sebagai sutradara pementasan ini mengungkapkan bahwa pertunjukan teater ini memiliki konsep yang berbeda dengan konsep karya yang sebelum sebelumnya ia pentaskan.

“Kali ini saya mencoba menggunakan seluruh dialog dengan bahasa Makassar agar warga Salaka bisa langsung memahami dan menikmati pertunjukannya. Selain itu disini saya menggunakan artistik rumah panggung milik salah satu warga. Konsep teater realis dengan menggunakan rumah yang sebenarnya lebih menghidupkan artistik pertunjukan dalam membangun struktur dramatik pertunjukan,” jelas Alif.

Pertunjukan teater yang di fasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dalam program fasilitasi Pajuan kebudayaan ini di anggap tepat sasaran oleh salah satu pamong budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Aulia Rahmat yang juga menyaksikan pertunjukan teater malam itu.

Menurutnya, pertunjukan ini sangat relevan dengan program bantuan fasilitasi seniman.
Apa yang di lakukan Alif Anggara sebagai penerima Fasilitasi sangat tepat karena secara gagasan pertunjukan ini bisa dikatakan karya inovatif. Seluruh dialog menggunakan bahasa Makassar.

Selain itu artistik telihat mewah karena property rumah yang digunakan bukan lagi rumah rumahan seperti pertunjukan teater panggung pada umumnya tetapi betul betul rumah panggung yang di hidupkan dengan adegan adegan.

“Pertunjukan karya Alif Anggara ini membuktikan bahwa bermain teater itu tidak harus di gedung prosenium tetapi bisa dimana saja. Secara adegan, sejak awal sudah langsung kelihatan motif ceritanya, mudah dipahami dan dinamikanya sangat memanjakan audiens,” ungkap pamong budaya yang sering di sapa Pak Aul.

Secara struktur dramatik Alif Anggara mengadaptasi naskah “Kauseng” karya Amru Sadong dan mencoba mengolahnya kembali dengan beberapa perubahan.

Meskipun meminjam spirit dramatik, seluruh teks dibuat kembali dan menambah beberapa adegan. Alif memilih mengadaptasi naskah Kauseng menjadi “bangngi Tangarak” karena isi atau pesan yang ingin disampaikan dalam naskah ini sangat relevan dengan kondisi sosial masyarakat hari ini.

Secara garis besar naskah ini menceritakan seorang anak bangsawan atau pemangku adat yang melakukan pembunuhan dan harus menggung akibat sesuai hukum adat yang berlaku di sebuah desa.

Meskipun berat bagi kedua orang tuanya, mereka harus merelakan anaknya dihukum setimpal demi memegamg teguh hukum adat. Secara konteks sosial, naskah ini mencoba memberikan refleksi bagi pemangku kebijakan untuk adil dan tegas dalam menegakkan hukum tanpa memandang bulu.

Pertunjukan teater Rumah Panggung Salaka di hadiri juga seniman dan akademisi seni seperti bapak Ram Prapanca, Aryanti Sultan, Erwin Sirajuddin, Taslim Saputra, Ichdar Alfarabi dan beberapa tokoh lainnya serta kelompok atau sanggar seni baik dari kabupaten takalar maupun di luar kabupaten Takalar.

Selain pertunjukan teater, Sanggar Kaki’K Art Production melakukan deklarasi pendirian. Kaki’K Art Production adalah kelompok seni yang baru didirikan di awal tahun 2024 dan baru dideklarasikan setelah pertunjukan teater bangngi tangarak selesai.

Sebagian besar pemain yang terlibat dalam pertunjukan ini adalah anggota Kaki’K Art Production dan dari beberapa kelompok lain seperti Terkam FSD UNM dan mahasiswa ISBI Sulsel. (*)

News Feed