MAKASSAR, FAJAR–Generasi Puangta (aksen lain dibaca Puanta) Ri Lombo akan berkumpul di Malino, tepatnya di Villa Delima, Batulapisi Dalam, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel, Sabtu-Minggu, 5-6 Juli 2024. Mereka akan menggelar musyawarah besar (mubes) dan penelusuran silsilah keluarga.
Sekadar diketahui, Puangta Ri Lombo dalam silsilah yang diyakini pihak keluarga adalah generasi ketujuh dari Raja XVI Bone (1696-1714), La Patau Matanna Tikka yang bernama lengkap La Patau Matanna Tikka Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe Ri Naga Uleng.
“Raja Bone sebagai bemberian takhta yang menggantikan atau meneruskan kekuasaan Arung Pallaka sebagai Raja Bone yang tidak punya keturunan, sedangkan La Patau Matanna Tikka adalah keluarga terdekat beliau, yaitu ponakan dari Arung Palakka,” ujar Andi Haris Badeng, generasi keempat Puanta Ri Lombo, Senin (1/7/2024).
Puangta Ri Lombo sendiri merupakan sebuah gelar. Nama lengkapnya adalah Karaeng Yutte Daeng Siallu atau biasa dipanggil Karaeng Lombo atau Puangta Ri Lombo. Pada masa lalu, “Puanta” merupakan gelar yang diberikan kepada penguasa tertinggi di kawasan Gowa timur, Sinjai Barat-Tengah, dan Bone Selatan.
Puangta Ri Lombo memiliki tujuh anak yang keturunannya kini menyebar. Bahkan salah satu cucunya menjadi pahlawan nasional di Jawa Barat.
Berikut nama-nama anak dari Puangta Ri Lombo:
- Palusa Puang Parabba (Maroanging/Gowa)
- Gele Puang Masalle (Tombolopao/Gowa)
- Puang Sau’ (Lembang Pao/Gowa)
- Baru Petta Masennang (Aho’ Manimpahoi/Sinjai)
- Poto (Baso’) Petta Kati (Bone Selatan)
- Loleng Petta Emba (Toasae/Bone)
- Daeng Sulaeman
Anak ketujuh inilah yang menikah dengan seorang perempuan bangsawan Sunda (Jawa Barat) yang melahirkan Daeng Kanduruan Ardiwinata (1866-1947), seorang pahlawan nasional.
Kanduruan adalah seorang nasionalis, agamis, dan sastrawan Sunda. Ia merupakan seorang guru bahasa, ahli bahasa, pendiri dan Ketua Paguyuban Pasundan, serta Redaktur Balai Pustaka pada Abad XIX.
Kembali ke Puangta Ri Lombo, dia merupakan putra dari Pasiori Daeng Matompo bergelar Karaeng Tompoallu. Selanjutnya, Pasiori Daeng Matompo merupakan putra dari Baginda Ali Karaeng Mannangkasi. Baginda Ali merupakan putra dari I Pallawa Gau Petta Ware yang ibunya merupakan keturunan Raja Gowa.
Dari sinilah gelar “karaeng” juga melekat pada Puangta Ri Lombo, yakni menyatunya darah kerajaan Bone dan kerajaan Gowa. Pada Abad XVIII, Puangta Ri Lombo disebut-sebut merupakan raja di kawasan tulalanngang alias di wilayah perbatasan Gowa, Sinjai, dam Bone.
Kembali ke silsilah, I Pallawa Gau merupakan putra dari La Pattongko Petta Sampo yang bergelar Karaeng Sapotinggi (pertama). La Pattongko merupakan putra dari La Muhammad Bau Karoppa Petta Sappawalie atau Datu Halie.
Kemudian, La Muhammad Bau Karoppa merupakan putra dari La Panaongi Topawawoi yang bergelar Arung Sijelling. La Panaongi inilah yang merupakan anak dari La Patau Matanna Tikka.
Saat ini, paguyuban keturunan Puangta Ri Lombo atau Keluarga Besar Puanta Ri Lombo diketuai oleh Andi Kartini Ottong yang juga Wakil Bupati Sinjai periode 2018-2023 dan Wakil ketua DPRD Sinjai periode 2009-2018.
“Agenda utama kegiatan ini adalah pemilihan ketua baru. Kemudian ada agenda pembuatan program kerja,” katanya.
Mubes atau disebut panitia sebagai reuni Keluarga Besar Puangta Ri Lombo berisi agenda pembaharuan pengurus. Juga akan ada pembacaan silsilah dari setiap generasi berdasarkan tujuh jalur anak dari Puangta Ri Lombo. (*/zuk)