“Harapannya, kompetisi ini bisa dilaksanakan 1 tahun sekali sebagai ajang untuk mencetak generasi unggul di bidang sepak bola,” ungkap Jubliadi.
Pihaknya berharap, tidak hanya mengejar prestasi sepak bola. Tetapi juga diharapkan pertandingan ini sebagai wadah untuk menerapkan karakter luhur.
Ketua panitia acara, Astah Abd Fattah mengatakan, tujuan utama festival sepak bola usia dini ini adalah mendorong tumbuhnya talenta dan yang terpenting bisa memiliki akhlakul karimah atau karakter luhur.
“Selain mempunyai talenta sepak bola, yang terpenting adalah memiliki tabiat luhur. Suatu saat nanti saat mewakili kabupaten, provinsi, atau Indonesia di ajang sepak bola, ia telah memiliki tabiat yang bagus,” sebut Astah.
Astah menambahkan, jumlah peserta yang mengikuti kejuaraan ini terdiri dari 13 tim atau 250 atlet dari kategeri usia 10 dan 12 tahun.
FORSGI dibentuk pada 1 Januari 2022. FORSGI menaungi pembinaan sepak bola usia dini. Organisasi ini adalah forum yang dilahirkan oleh komunitas alumni pesepakbola nasional.
Dengan wadah ini muncullah ide-ide cemerlang untuk pembinaan sepak bola usia dini dan usia muda.
FORSGI sendiri dalam pembinaannya tetap mengedepankan profesionalisme. Karena itu, kesepakatan para pendiri dan di dalam struktur kepengurusanya, FORSGI menggandeng para purnawirawan perwira tinggi TNI/POLRI sebagai dewan pembina.
FORSGI berkembang dan berjalan secara mandiri, swadaya, dan gotong royong. Motto FORSGI adalah jeli dan peduli.
Kadispora Sulsel, Suherman mengatakan melalui ajang ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sangat mengapresiasi kepada FORSGI, karena telah menciptakan kegiatan yang memang dari usia dini.