English English Indonesian Indonesian
oleh

Bi’dah Politik dan Arak-arakan, Bahas Isu-isu Kebangsaan

FAJAR, MAKASSAR-Sekumpulan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se-Indonesia mengadakan diskusi dan silaturahmi dengan tema “Ikatan Mahasiswa Mas Kaesang,” yang baru-baru ini menjadi trending topic.

Hal ini disebabkan oleh pengantaran kader alumni DPP oleh Ketua Umum DPP IMM yang dianggap membawa simbol dan identitas organisasi. Diskusi ini diadakan melalui Zoom, dengan pemateri dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Andi Yahyatullah Muzakkir dari Kota Makassar, Harris Aufa Syah Alam dari Tasikmalaya, Faris Nurul Yaqin dari Serang, Fikri Haikal dari Bantul, Yogyakarta, dan Gian Sapta dari Tasikmalaya.

Andi Yahyatullah Muzakkir mengatakan bahwa forum diskusi ini adalah wadah silaturahmi bagi kawan-kawan yang peduli terhadap isu-isu kebangsaan serta ikatan dan organisasi. Tujuan lain dari forum ini adalah untuk melahirkan pokok-pokok pikiran dan saran strategis bagi pengembangan diri dan organisasi dalam jangka panjang.

Harris Aufa Syah Alam menyebut tindakan Ketua DPP IMM sebagai “bi’dah politik” karena mengatasnamakan organisasi dan membawa identitasnya dalam kegiatan berpartai. Ia menambahkan bahwa gerakan ini tidak didasari oleh pemikiran dan pengetahuan sebagaimana mestinya, mengingat IMM seharusnya mendahulukan pengetahuan dalam setiap gerakannya.

Faris Nurul Yaqin menyatakan bahwa diaspora kader adalah hal penting, namun tindakan seperti arak-arakan oleh DPP baru-baru ini dianggap sebagai kesalahan. Ia mendukung diaspora kader dan proses kaderisasi, tetapi berpendapat bahwa dalam hal berpartai, seharusnya dilakukan secara independen tanpa membawa identitas dan simbol organisasi.

Fikri Haikal menekankan bahwa kejadian kemarin seharusnya dipertimbangkan dengan serius. Ia menegaskan bahwa kejadian ini tidak boleh dianggap sebagai hal yang biasa dan bahwa seluruh kader IMM se-Indonesia perlu menyadari pentingnya menyuarakan hal-hal seperti ini. Menurutnya, ini adalah tanda bahwa di tubuh IMM masih ada kader dengan kesadaran kritis terhadap setiap fenomena.

Gian Sapta mengapresiasi forum diskusi ini karena dianggap penting untuk pengembangan diri kader, terutama dalam mengawal isu-isu kebangsaan, ikatan, dan organisasi ke depan.

Diskusi yang diadakan melalui Zoom pada tanggal 29 Juni 2024 pukul 20.00 WIB ini berharap agar forum silaturahmi ini dapat diikuti oleh lebih banyak fungsionaris, simpatisan, dan kawan-kawan yang seide dan sepemikiran. Andi Yahyatullah Muzakkir menutup dengan harapan bahwa forum ini akan terus aktif membahas isu-isu kebangsaan dan organisasi yang terkait dengan kepentingan generasi kita. (*)

News Feed