English English Indonesian Indonesian
oleh

Kurs Dolar, Inflasi, dan Pinjaman Bank

Data BPS menunjukkan inflasi dalam negeri pada Mei 2024 sebesar 2,48 persen. Kurs dolar Amerika Serikat (USD) posisi 31 Desember 2023 Rp15,338. Posisi 28 Juni 2024 menjadi Rp16.338/USD.

Terjadi kenaikan sebesar 6,6 persen, sedangkan bunga kredit KUR perbankan antara 6-9 persen per tahun. Berdasarkan data, itu menunjukkan bahwa orang yang melakukan pinjaman adalah mereka yang sangat beruntung hingga hari ini.

Oleh sebab itu, pendapat yang mengatakan bahwa dalam berusaha sebaiknya menggunakan modal sendiri. Jangan melakukan pinjaman di bank karena kita capek berusaha cari uang berbisnis pada akhirnya ujung-ujungnya bank menikmati hasilnya. Kita membayar bunga atas pinjaman tersebut. Di lain pihak bisnis akan sulit berkembang menjadi besar apabila hanya mengandalkan modal sendiri, tidak dengan bantuan pinjaman bank,

Modal sendiri terbatas untuk meningkatkan omzet penjualan. Memperbesar omzet penjualan dibutuhkan pembelian barang yang akan dijual besar pula, termasuk bahan bakunya. Makin tinggi omzet penjualan, berarti perolehan laba perusahaan makin tinggi.

Untuk meningkatkan bisnis, berarti membutuhkan tambahan modal. Tambahan modal diperoleh dari perusahaan pembiayaan yang populer saat ini adalah pinjaman bank. Asal saja, pinjaman bank tersebut adalah pinjaman yang bersifat produktif, bukan pinjaman untuk kebutuhan konsumtif.

Dengan meminjam di bank untuk usaha produktif, berdampak pada keuntungan, yakni pada saat pinjaman tersebut ditandatangani persetujuannya sekaligus pencairannya, maka saat itu pula nilai pinjaman berkurang sebesar nilai inflasi, Artinya apabila dilakukan pinjaman Rp200 juta, maka nilainya akan berkurang sebesar inflasi 2,84 persen atau pinjaman dari Rp200 juta nilainya sisa Rp194.320.000 atau ada keuntungan Rp5.680.000 belum bekerja. Tidak termasuk dari hasil usaha berbisnis,

News Feed