GOWA, FAJAR–Gowa menjadi salah satu daerah penyangga pangan di Sulsel. Komitmen tersebut terus dijaga dengan mengembangkan berbagai wilayah pertanian.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Gowa, Muhammad Fajaruddin menuturkan di tengah kecemasan terkait keterbatasan stok kebutuhan beras yang disebabkan cuaca ekstrem, Gowa mampu melakukan panen raya.
“Kita sangat bersyukur karena saat El Nino, Gowa tetap bisa menghasilkan padi,” ucap Fajaruddin, Jumat, 28 Juni.
Pada 2023, Gowa surplus stok sekitar 6.000 hektare. Meski begitu, produksi terus digenjot. “Untuk Gowa saat ini ada 32.900 hektare lahan baku sawah. Maka dari itu untuk mendukung produksi padi masyarakat beberapa hal terus kita lakukan,” terangnya.
Salah satunya dengan pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan), baik sebelum maupun sesudah panen. Bantuan bibit juga terus digencarkan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi.
“Alsintan ada 53 unit kita berikan kepada petani,” ujar Fajaruddin.
Pihaknya juga selalu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian melalui bimtek petani dan penyuluh terkait pengembangan pertanian. Saat ini ada 3.900 kelompok tani di Gowa yang siap bekerja maksimal untuk mem-back up ketahanan pangan Sulsel.
“Bahkan kita sudah mendata lokasi yang bisa dikembangkan untuk mengantisipasi kerawanan pangan saat ini,” terangnya.
Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda menuturkan pihaknya berupaya mengambil peran penting dalam menjaga ketahanan pangan komoditas padi. Salah satunya melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dengan fokus utama mengenai pengendalian inflasi dan stabilitas ketahanan pangan.