English English Indonesian Indonesian
oleh

Petani Hidroponik di Gowa Manfaatkan Teknologi AI

Mahasiswa itu berasal dari perguruan Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Hasanuddin, Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Terbuka, hingga Universitas Osaka Jepang.

“Sekarang juga sudah masuk beberapa surat dari PT untuk kembali mengirim mahasiswanya magang ke SGH ini,” kata pemuda kelahiran Ujung Pandang, 26 Desember 1995, ini.

Sementara itu, Founder SGH, Nur Al Fuzan mengatakan saat ini SGH sudah memiliki empat klaster kebun yang tersebar di Gowa. “Dari yang awalnya hanya 48 lubang tanam kini jumlahnya sudah belasan ribu dan sekarang kita lagi persiapan kebun baru untuk terus kita kembangkan,” pungkasnya.

Ia pun mengaku sudah membagi tim. Ada tim kebun, pemasaran, produksi, hingga pengembangan SGH untuk sarana edukasi.

“Jadi masing-masing sudah ada tugasnya dari kita bertujuh ini. Ada yang fokus pembudidayaan produksi, pemasaran, dan ada bagian edukasi karena di sini sering jadi sarana pembelajaran anak sekolah hingga mahasiswa. Bahkan menjadi bahan penelitian juga di akademik,” sebutnya. (sae-fit/zuk)

News Feed