GOWA, FAJAR–Hidroponik istimewa dikembangkan pemuda asal Gowa. Memanfaatkan tenaga energi baru terbarukan (EBT), yakni tenaga surya atau panel surya.
Samata Green House (SGH), namanya. Dikembangkan mulai pandemi Covid-19 pada awal 2020. Kala itu, mediumnya diawali dengan 48 lubang tanam untuk sayuran selada.
Memasuki kawasan SGH di Samata, Kecamatan Somba Opu, Gowa, itu FAJAR disambut dengan suasana perumahan yang asri dan sejuk. Dua kebun hidroponik berdiri, satu lagi sementara dibangun. Ada mini kafe sebagai tempat pengemasan hasil perkebunan.
Andi Fathur Radhy, Co-Founder dari SGH menceritakan, ia merintis usaha ini bersama saudara dan lima temannya yang ikut bergabung dalam tim. Semuanya dimulai dari nol.
“Sampai adik saya itu harus jual motornya untuk modal kita buat kebun ini dan semuanya dikerjakan bersama-sama,” kata Fathur, Kamis, 27 Juni.
Saat membangun, mereka tidak memakai tukang. Tujuh orang itu bersama-sama. Mulai bangunan sampai isi kebunnya yang hidroponik, dipelajari secara otodidak.
Lubang tanam yang disemai bibit awalnya hanya 48 saja, kemudian bertambah pada tahun berikutnya. Dua-tiga tahun berikutnya hingga kini, SGH sudah memiliki 18 ribu lubang tanam di sejumlah kebun yang tersebar di Kabupaten Gowa.
Pemasaran hasil kebun pun makin luas. Bahkan banyak yang dipasarkan keluar Sulsel. Yang berbeda, SGH dalam pengelolaan budidaya hidroponik memakai sistem EBT dan teknologi terbaru yaitu penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk pemantauan berbasis Internet of Things (IoT).