English English Indonesian Indonesian
oleh

Rupiah Kembali Merah, Anjlok Lagi Setelah Dua Hari Menguat

MAKASSAR, FAJAR–Strategi pemerintah belum ampuh. Kurs rupiah terhadap dolar AS masih tak stabil.

MATA uang dalam negeri masuk ke zona merah pada penutupan perdagangan, Rabu, 26 Juni. Padahal, dua hari berturut-turut sebelumnya menguat, meskipun penguatannya relatif kecil.

Data Refinitiv menunjukkan rupiah ditutup melemah 0,18 psrsen, yakni Rp16.400 per dolar Amerika Serikat alias USD. Dibandingkan sebelumnya, pada perdagangan Selasa spot menguat 0,12 perrsen ke level Rp16.375 per USD dan Senin naik 56 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.394 per USD.

Tekanan terhadap rupiah ini juga berefek pada inflasi. Meskipun angkanya pada Mei cukup menggembirakan, data tersebut masih menunjukkan tekanan harga masih relatif tinggi.

Indeks manajer pembelian yang kuat pada Juni juga memicu kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

“Fokus minggu ini adalah pada data indeks harga PCE (personal consumption expendetures alias pengeluaran konsumsi pribadi), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve,” urai Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka dikutip Jawa Pos (Grup FAJAR), kemarin.

“Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi sedikit mereda, namun tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2 persen,” sambungnya.

Selain itu, para menteri Tiongkok terlihat terlibat dalam dialog dengan para pejabat Jerman mengenai potensi pengurangan atau bahkan pencabutan tarif yang akan diberlakukan mulai Juli. Namun, Kanada terlihat mempertimbangkan pembatasan impor kendaraan listrik Tiongkok, sebagaimana dilakukan oleh AS dan UE.

News Feed