English English Indonesian Indonesian
oleh

Judi Online

Belum usai isu tentang darurat narkoba dan kejahatan seksual anak maupun kejahatan begal, kini muncul darurat baru yaitu judi online yang sungguh-sungguh merasuk jauh ke dalam tubuh anak-anak bangsa. Kasus tragis seorang polisi wanita (polwan) yang membunuh suaminya, seorang polisi, karena kecanduan judi online telah menggemparkan publik dan memaksa pemerintah untuk mengambil tindakan tegas.

Peristiwa ini menjadi katalis bagi pembentukan satuan tugas (satgas) pemberantasan judi online, menyoroti kelemahan pemerintah dalam mengantisipasi dan menangani risiko yang telah lama mengintai masyarakat. Judi online sebenarnya telah beroperasi di Indonesia selama bertahun-tahun, merenggut korban dari berbagai kalangan, mulai dari orang kaya hingga lansia dan anak-anak, bahkan kalangan selebriti hingga pejabat publik, kecanduan judi online. Bermula hanya iseng, namun akhirnya terbuai khayal mendapatkan keuntungan semu lantaran sering mengorbankan keuangan keluarga mereka demi memenuhi hasrat kecanduan ini.

Sejak satgas mulai bekerja, lebih dari 2 juta platform judi online telah diblokir dan sejumlah influencer yang mempromosikan judi online telah ditahan. Ini menunjukkan langkah awal yang signifikan dalam upaya memberantas aktivitas ilegal ini. Namun, angka tersebut hanya menggambarkan sebagian kecil dari permasalahan yang lebih besar. Masih banyak korban judi online yang tidak terdeteksi, yang terperangkap dalam janji kemenangan yang hanya ilusi. Pemenang sesungguhnya dalam judi online adalah bandar, yang telah menyusun permainan sedemikian rupa sehingga peluang menang bagi pemain sangat kecil. Meskipun kemenangan awal mungkin diberikan sebagai umpan, ini hanya taktik untuk memancing korban agar terus berinvestasi, yang pada akhirnya berujung pada kekalahan besar.

News Feed