English English Indonesian Indonesian
oleh

KWI: Prof. Nas Cermin Ke-indonesia-an

Tiga buku yang dilaunching adalah Fikih Ekonomi Kontemporer Sumber Rezeki Halal,  Nasionalisme Indonesia dan Moderasi Beragama dan Tantangan Masa Depan Umat.

Narasumber bedah buku yaitu Prof. Dr. Irfan Idris, M.A (Direktur Pencegahan BNPT RI); Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA (Komisaris Utama Bank Mega Syariah); Romo Agustinus Heri Wibowo (Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan antara Agama dan Kepercayaan KWI).

Romo Agustinus Heri Wibowo Tokoh Kristiani Indonesia menyampaikan apresiasi mendalam dalam momen Milad Prof. Nas. Menurutnya Prof. Nas adalah Tokoh semua agama. “Saya sering kali berdiskusi dengan Prof. Nas berbagai hal, mulia soal ke-agama-an hinga Ke-indonesia-an. Kerena sikap moderat dan nasionalisme Prof. Nas, terkadang saya lupa, kalau kami beda keyakinan” ungkap Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia.

Menurut Romo Heri bahwa nasionalisme Nasaruddin Umar bukan hanya pada dataran pemikiran. Akan tetapi, satu kesatuan dan terimplementasikan dalan perilaku keseharian Imam Besar Masjid Istiqlal. Prof. Nas adalah Ke-indonesia-an yang paripurna, ungkap Romo Heri.

“Beragama berarti menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama di dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, bersama keluarga, maupun sesama anggota masyarakat, tanpa membedakan etnik , kewarganegaraan , agama , dan kepercayaan”, terang Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A Rektor Universitas PTIQ.

“Perbedaan bukan alasan untuk merusak kedamaian. Sebaliknya, perbedaan dan pluralitas dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan bisa menawarkan keindahan”, tegas Ulama asal Bone, Sulawesi Selatan.

News Feed