World Health Oragnization (WHO) menyebut setidaknya ada empat dampak yang terjadi kepada anak akibat perubahan iklim, yaitu; dampak langsung terhadap kesehatan anak, dampak kesehatan anak melalui ekosistem; dampak langsung kesehatan melalui perilaku manusia dan dampak kesehatan pada anak akibat bencana alam.
Dengan melihat kondisi ini, membuat kita berpikir akankah generasi emas 2045 akan terwujud. Ekonomi global melalui industri ekstraktif dinilai menjanjikan kesejahteraan dan kemakmuran hidup namun nyatanya memberikan dampak yang sangat mengerikan dan janji kesejahteraan hanya ilusi semata.
Seharusnya pembangunan dapat menjadi proyek strategis untuk menuntaskan kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial ekonomi tanpa mengesampingkan kualitas lingkungan yang dihuni oleh manusia, anak sebagai masa depan bangsa menjadi kelompok yang rentan atas dampak yang disebabkan oleh angan globalisasi ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Kondisi alam yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang dan mereka akan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya dan tidak menentu diakibatkan oleh ulah generasi sebelumnya.
Dari semua uraian sebelumnya satu hal perlu diyakini bersama bahwa meskipun proyeksi masa depan bumi saat ini nampak sangat pesimis namun perubahan masih dapat diikhtiarkan dan bumi layak huni masih dapat dipastikan untuk kehidupan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa karena tiap anak berhak atas bumi yang layak huni.