English English Indonesian Indonesian
oleh

Krisis Iklim dan Masa Depan Anak Bangsa

Namun benarkah kemajuan ekonomi akan menjamin keberlangsungan hidup generasi yang akan datang? Sebuah narasi yang perlu diperhatikan bersama mengingat eksistensi kita saat ini akan dilanjutkan oleh generasi-generasi muda. UNICEF dalam laporannya yang berjudul “Climate Crrisis is a Child Right Crisis” menjelaskan bahwa generasi muda yang ada diseluruh dunia menghadapi tantangan dan ancaman yang sehubungan dengan perubahan iklim dan degradasi lingkungan.

Dalam indeks resiko iklim anak dirumuskan 2 aspek penting yaitu; pertama Exposure to climate and enviromental shocks and stresses yang terdiri atas kelangkaan air, banjir, badai tropis, penyakit yang tertularkan melalui vektor gelombang panas, polusi udara serta pencemaran tanah dan air.

Kedua, Child vulnerability yang terdiri dari kesehatan dan gizi anak, pendidikan, air, sanitasi dan kebersihan, kemiskinan, aset, serta komunikasi dan perlindungan.
Berdasarkan data indeks resiko iklim tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-46 dari 195 negara sebagai suatu negara yang indeks resiko iklim anaknya sangat tinggi dengan faktor iklim dan lingkungan yang sangat rentan yakni 8,1 dan kerentanan anak 4,2.

Kurniawan Taufiq selaku ketua satgas bencana ikatan dokter anak indonesia meperjelas bahwa anak memiliki resiko tinggi terdampak perubahan iklim, hal ini disebabkan karena anak memiliki karakteristik yang unik dan fisiologisnya berbeda dengan orang dewasa.

Anak-anak lebih banyak menghirup udara dan frekuensi napas yang banyak dibanding orang dewasa sehingga mudah menyerap bahan berbahaya yang terkandung di udara. Selain faktor fisiologis, aspek lingkungan memainkan peranan penting terhadap daya papar anak-anak akibat krisis iklim.

News Feed