English English Indonesian Indonesian
oleh

Beautiful Malino, Momen Penguatan Literasi Sejarah dan Budaya

Momen Beautiful Malino bagi penulis bukan saja terkait ekowisata dan agrowisata dengan Malino sebagai nilai jual dan pusat kegiatan. Namun lebih dari itu, Pemkab Gowa dapat memperlihatkan keindahan dan kekayaan seni budaya serta nilai-nilai tradisi daerah. Pemkab Gowa atau leading sector pelaksana Beautiful Malino bisa melakukan stakeholder mapping guna membangun jejaring dengan sumber daya yang ada, mulai dari seniman, budayawan, sastrawan, penulis, dan pegiat literasi. Ada banyak sanggar, kelompok, sekolah, dan komunitas yang bisa diajak berkolaborasi.


 Penulis percaya pada semangat sirik na pacce, serta spirit rewako Gowa yang dimiliki masyarakat Gowa. Mereka dengan jiwa kerelawanan akan berkontribusi bagi daerah yang dibanggakan ini. Beautiful Malino bisa menjadi salah satu icon gerakan pemajuan kebudayaan di Gowa, yang memang sudah terkenal sejak berabad-abad lampau. Atraksi dan kreativitas seni budaya Makassar, akan menjadi penggerak ekonomi masyarakat, daya tarik bagi pengunjung, pemasukan bagi PAD Kabupaten Gowa, serta mendinamisasi ekosistem seni budaya di daerah ini.


 Contoh paling konkret adalah mengemas secara kreatif literasi aksara Lontarak dalam acara Summer Camp, atau mengaplikasikan ragam hias budaya Makassar pada busana yang dikenakan dalam Fashion Carnival. Bisa pula melakukan napak tilas sejarah ketika mengadakan adventure, juga menghelat semacam orkestra dengan melibatkan para pasinrik, atau pertunjukan rancak dan rampak gendang tradisional. Tak kalah pentingnya, menerbitkan buku sastra dwi bahasa, Makassar-Indonesia, dan dwi aksara Latin-Lontarak, yang merekam sejarah, seni budaya, dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Gowa, sebagaimana diajarkan leluhur lewat Lontarak Bilang. (*)

News Feed