Dia mengakui, saat itu polisi mengamankan motor milik Afif. Namun, motor itu dipakai teman Afif. ’’Pas kejadian, ada salah seorang personel mendengar bahwa Afif Maulana mengajak temannya untuk terjun dari jembatan,’’ jelasnya.
Namun, temannya menolak dan memilih menyerahkan diri ke polisi. Meski demikian, Kapolda tidak bisa memastikan apakah Afif Maulana akhirnya nekat terjun dari jembatan untuk menghindari polisi.
Kapolda hanya menyatakan bahwa ke-18 orang yang diamankan sudah diproses. Sebanyak 17 remaja diserahkan kepada orang tua masing-masing. Satu orang masih diselidiki.
Kapolda mengakui, kabar bahwa Afif Maulana disiksa polisi telah menyebar di media sosial. Karena itu, jajarannya akan meminta keterangan dari orang yang membuat dan menyebarkan konten tersebut di medsos. Untuk mengetahui penyebab pasti kematian Afif Maulana, Kapolda memilih menunggu hasil otopsi. ’’Yang jelas, kita akan kawal penuh kasus ini,’’ ujarnya.
Luka Lebam
Di bagian lain, Junaidi (52), paman korban, menjelaskan bahwa keponakannya hilang sejak Sabtu malam. Pihak keluarga baru mengetahui kabar kematian Afif Maulana setelah dihubungi Polsek Kuranji.
’’Dia (korban, Red) masih berumur 13 tahun, baru naik kelas 2 SMP. Kami sangat berduka,’’ kata Junaidi kepada Padang Ekspres di RS Bhayangkara Polda Sumbar.
Junaidi menambahkan, pihak keluarga telah memeriksa kondisi jenazah Afif Maulana. Di tubuhnya ditemukan luka-luka lebam seperti bekas pukulan benda tumpul. Karena itu, pihak keluarga menduga ada tindak kekerasan yang dialami Afif sebelum dinyatakan meninggal. (jef/c14/oni/jpg/zuk)