MAKASSAR, FAJAR- KPU daerah telah mengadakan maskot. Anggarannya sangat variatif.
SETIAP daerah mengalokasikan anggaran berbeda-beda untuk pembuatan maskot pilkada. Antara belasan hingga ratusan juta. Ada pula yang tertutup. Suatu kondisi jomplang yang menganga.
Di Pangkep, sayembara pembuatan maskot pilkada bahkan diduga terdapat indikasi kecurangan. Sayembara yang dimulai pada 21 April, telah diumumkan di Instagram resmi KPU Pangkep dengan batas pengumpulan karya 30 April dan perpanjangan pengumpulan karya hingga 10 Mei.
Itu dilakukan setelah pengumuman lomba pada 29 April, yang dirangkaikan peluncuran pilkada 2024 di Alun-alun Pangkep. Pengumuman tersebut hanya menampilkan hasil karya sang juara pertama sebagai konsumsi publik.
Salah seorang peserta berinisial AU, mengaku kecewa lantaran KPU Pangkep dianggapnya tidak transparan. Dia mengaku mendapat informasi berupa sebuah foto antara pihak terkait pelaksana lomba dan salah satu peserta.
Di belakang mereka, selembar spanduk dengan tulisan: “Rapat Koordinasi Penentuan Pemenang Sayembara Maskot Pilkada Pangkep Tahun 2024”.
“Saya tidak diundang, yang juara satu-ji itu yang pakai baju hitam. Saya dan peserta lain tidak diundang dan memang tidak ada yang hadir di lokasi itu selain yang juara satu,” ungkap AU, pekan lalu.
Sebelum pengumuman dilakukan, sejumlah panitia telah memakai kostum dengan gambar maskot pilkada tersebut. Bahkan, pelaksanaan pengumuman sayembara maskot itu berlangsung meriah dan mewah dengan menghadirkan artis ibu kota untuk menghibur.