Ketua KPU Pangkep Ichlas mengatakan terkait pertemuan yang hanya melibatkan satu peserta sayembara, menjadi otoritas dewan juri. KPU tidak terlibat dalam keputusan.
“Dewan juri punya hak progratif menentukan pemenang, kami tdk terlibat dalam keputusan,” jelasnya.
Sementara disinggung terkait dengan alokasi anggaran yang digunakan pihaknya enggan memberi komentar. “Sudah ada divisinya itu, komisioner,” katanya, Jumat, 21 Juni.
Dana Wah
Terpisah, KPU Pinrang meluncurkan maskot pilkada di Lapangan Lasinrang Park, Pinrang, Minggu, 2 Juni.
Mereka beralasan memilih lapangan terbuka agar masyarakat dapat mengetahui setiap tahapan pilkada.
Maskot yang dipilih melalui sayembara diikuti 21 peserta, lalu dipilih tiga besar maskot terbaik. Penilainya adalah dewan juri independen (eksternal). Dari tiga gambar tersebut, KPU rapat pleno menentukan pemenangnya.
“Kami memilih benur atau benih udang karena menurut kami benur ini menjadi identitas daerah kita,” ujar Ketua KPU Pinrang Muh Ali Jodding.
“Kabupaten Pinrang sudah dikenal sejak lama memproduksi benur. Maka dari itu maskot ini sudah memrepresentasikan daerah kesayangan kita Kabupaten Pinrang,” ungkap Ali.
Gambar dibuat udang tersenyum ceria, yang artinya KPU berharap Pilkada 2024 berlangsung ceria. Dalam bahasa Bugis, udang disebut “doang” yang artinya sama dengan “berdoa”. “Kami berharap pilkada ini sukses dengan doa,” katanya.
Anggaran KPU pengadaan maskot sebesar Rp96 juta melalui hibah pemkab. Itu sudah termasuk PPn dan PPh yang menurutnya cukup efektif dan efisien, semua itu dilengkapi dengan juknis anggaran termasuk pengundian nomor dan penepatan calon.
(fit-irm/zuk)