English English Indonesian Indonesian
oleh

Syekh Mahkamah Mahdi: Al Azhar Mesir Mesin Pencetak Ulama

Mahkamah Mahdi menuturkan, justru pelajar dan mahasiswa ndonesia di Mesir menjadi panutan, rajin mengikuti perkuliahan di kampus, menjadi murabbi bahkan sebagai tenaga pengajar bagi mahasiswa asing lainnya khususnya yang datang dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand dan Philipina.

Bahkan ada yang mendapat kepercayaan sebagai tenaga pengajar Tasawuf di Madrasah milik Syeikh Ali Gomaa Mohammad Abdel Wahab, Mufti Besar Mesir periode 2003 – 2013.

Selain sebagai mahasiswa di Al Azhar, mereka juga dapat berkontribusi pada komunitas masyarakat di Mesir, baik sebagai imam tetap di masjid-masjid Mesir dan juga mengajar mengaji kalangan warga Mesir.

Mahasiswa Indonesia di Universitas Al Azhar sebagaimana menjadi pengetahuan bersama, tidak dikenakan pembayaran SPP, namun karena masih minimnya beasiswa dan santunan belajar  dari pemerintah Indonesia maka, pelajar dan mahasiswa kreatif untuk melakukan aktivitas pendukung.

Karena itu para mahasiswa tak pernah meninggalkan misi utama yaitu belajar, seperti berperan aktif sebagai tenaga musim haji, menjadi pemandu wisata bagi para pelancong tanah air, membuka warung makan dengan harga terjangkau, membuat tempe, tahu, kue-kue dan aktivitas lainnya.

Dr. Mahkamah Mahdi menghimbau pihak-pihak terkait bila di dalam penyelenggaraan pembinaan pelajar dan mahasiswa di Mesir terdapat kendala-kendala dan hambatan, agar ini dapat didiskusikan oleh seluruh stakeholder terkait baik dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir dan kementerian/lembaga terkait lainnya. (rls/kbri/kro/*)

News Feed