English English Indonesian Indonesian
oleh

Saatnya Manajemen PSM Berbenah

FAJAR, MAKASSAR- Saksi larangan transfer dari FIFA tak kunjung diselesaikan manajemen PSM. Klub kebanggaan masyarakat Sulsel itu pun dianggap tidak serius untuk menatap setiap kompetisi yang menanti tahun ini.

Saat ini PSM diketahui menjadi satu-satunya klub yang masih disanksi larangan transfer. Sementara beberapa klub lainnya yang senasib, telah terbebas dari sanksi tersebut.

Dalam regulasi FIFA disebutkan bahwa sanksi larangan transfer diberikan kepada klub karena berbagai alasan. Beberapa di antaranya, yakni kewajiban pembayaran jatuh tempo, pemutusan kontrak tanpa alasan yang sah, pemutusan kontrak sepihak, dan kegagalan membayar jumlah yang relevan tepat waktu.

PSM sendiri kabarnya memiliki permasalahan gaji yang terus-menerus terjadi. Sejumlah pemain hingga staf kerap terlambat menerima haknya. Persoalan ini bahkan beberapa kali diutarakan pelatih Bernardo Tavares. Olehnya, sudah saatnya manajemen PSM berbenah, pengelolaannya sudah harus profesional.

Pengamat Sepak Bola, Hanafing Ibrahim mengatakan, PSM sejauh ini belum dibangun dengan baik. Bahkan jauh dari kata profesional. Buktinya, kata dia, FIFA telah menghukum PSM, tidak boleh transfer pemain. Hal ini tentu akan sangat berdampak terhadap PSM.

Anggota PSSI Club Licensing Department ini juga menegaskan tidak profesionalnya PSM sebagai salah satu klub yang berkompetisi di liga kasta tertinggi di Indonesia itu bisa dilihat dari lisensi yang mereka punya. Padahal itu sangat penting.

“Apalagi saya pernah di PSM selama tiga tahun. Sampai sekarang PSM belum dibangun dengan baik. Secara professional dengan sarana prasarana yang menunjang sebagai Club Profesional. Makanya tahun ini PSM tidak lolos Club Licensing AFC,” beber mantan pelatih PSM ini, kepada FAJAR, Kamis, 13 Juni.

News Feed