MAROS, FAJAR – Musim kemarau telah tiba. Bersiap-siaplah kekurangan air.
DEBIT air di Bendung Leko Pancing, Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros makin menipis. Bendungan ini merupakan penyedia bahan baku untuk konsumsi warga di Makassar dan Maros.
Petugas Operasi Bendung Leko Pancing, M Syamsir mengatakan saat ini debit air perlahan menyusut lantaran tiada pasokan atau suplai dari hulu. Selama ini, suplai berasal dari air hujan yang tertampung ke sungai.
“Sekarang mulai berkurang, di mana tinggi muka air (TMA) sungai sudah minus 20 sentimeter di bawah mercu atau bagian dari bendung yang berfungsi untuk mengatur tinggi air,” jelas Syamsir, Rabu, 19 Juni.
Kondisi ini baru hari ini terjadi, sebab sehari sebelumnya masih rata mercu. “Normalnya itu 25 sentimeter di atas mercu,” sebutnya.
Jika tak ada hujan, debit air tak akan bertahan lama. Debit air suplai dari hujan biasanya paling lama bertahan satu atau dua minggu saja. “Tapi mudah-mudahan ada tambahan hujan di hulu,” harap Syamsir.
Bendung Leko Pancing saat ini hanya mampu mengalirkan air ke Makassar 2.000 liter per detik. Padahal jika debit normal, air yang dialirkan bisa mencapai 3.800 liter per detik.
Jumlah air yang dialirkan tersebut sudah termasuk untuk kebutuhan irigasi pertanian. Air yang dialirkan masih bisa dialirkan di atas jumlah tersebut. Hanya saja, kapasitas saluran tidak bisa melebihi 4.000 liter per detik.
“Pendangkalan dan dan kebocoran di saluran yang menyebabkan kurangnya pasokan air baku ke Makassar,” katanya.