FAJAR, MAKKAH-Habib Ali Hasan Al Bahar yang menjadi khotib saat wukuf di tenda Misi Haji Indonesia mengajak jemaah haji Indonesia mendoakan umat muslim di Palestina.
“Semoga Palestina Merdeka,” ujar Habib Ali Hasan Al Bahar diamini para jemaah haji Indonesia yang melaksanakan wukuf di Arafah.
Habib Ali Hasan Al Bahar, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, mengatakan bahwa
Arafah ialah tempat membuka mata kita melihat diri kita sebagai manusia dan melihat manusia lainnya dengan pandangan kemanusiaan.
Di Arafah, kata dia, jemaah Indonesia bertemu dengan jemaah haji dari seluruh dunia yang membaa panji kehormatan bangsanya masing-masing. “Seperti halnya kita sebagai bangsa Indonesia membawa diri kita dalam ketinggian harga diri bangsanya,” katanya.
Ali mengajak jemaah menggunakan Arafah utuk tawajjuh dan menjadi momen bertemunya tawajjuh dengan tajalli.
“Kita bertawajjuh kepada Allah SWT dan bertajalli kepada kita. Tawajjuh berarti menghadapkan pandangan nurani kita kepada kebesaran Allah SWT. Dan tajalli artinya Allah menghadapkan pandangan-Nya di atas singgasanaNya kepada kita semua. Maka jangan sekali-kali gusar akan haji kita,” katanya.
Di tenda Misi Haji Indonesia hadir Menteri Agama Yaqut Choilil Qumas, Ketua Komisi VIII DPR, Ketua Komisi III DPD, Ketua BPK, dan para Amirul Hajj.
Gus Men –sapaan Menag Yqut Cholil Qoumas– menyampaikan tantangan dalam musim haji tahun ini. Di mana kuota jemaah haji Indonesia bertambah dari 221.000 menjadi 241 ribu jamaah.
Kemenag dan lembaga terkait di Arab Saudi, kata Gus Men, terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji. Tahun ini pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan baru dengan menerbitkan smart card atau kartu Nusuk. “Ini untuk mengeliminasi jemaah yang tidak memiliki visa haji resmi,” kaya Yaqut.
“Sesuai dengan maqashidus syari’ah, penyelenggaraan ibadah haji didasarkan pada semangat untuk menciptakan kemaslahatan bagi jamaah haji Indonesia, wa bil khusus jemaah lansia dan disabilitas, sesuai dengan tema Haji Ramah Lansia,” kata Yaqut.
Jemaah haji Indonesia mulai Sabtu malam secara bertahap bergeser ke Muzdalifah. Dimulai pukul 19.00. Pada fase ini, jemaah yang mengikuti skema murur mulai dipisahkan dengan rombongannya. Mereka naik bus khusus untuk mabit di Muzdalifah secara murur atau melintas. Tidak berhenti apalagi turun.
Dari Muzdalifah, Minggu pagi, 16 Juni 2024, sebagian jemaah haji sudah berada di Mina dan melakukan ritual lontar jumrah aqabah. (er)