”Saya ingin mengatakan Pak Amran ini memiliki dua kekuatan yang bisa digunakan untuk mengontrol pergerakan politik. Pertama, dia saat ini kembali jadi Mentan, dia punya jejaring kuat,” ujarnya.
Kedua, kata Suwadi, Amran mampu menghadirkan adiknya (Andi Sudirman Sulaiman) itu dengan kekuatan finansial yang kuat. Kekuatan finansial itulah yang dianggap mampu menjadi kontrol politik.
Bahkan dia mengklaim, kekuatan finansial itu mampu mengarahkan dan mengendalikan keputusan partai politik di tingkat pusat. Sebab menurutnya, parpol juga akan berat memberi dukungan jika tidak disokong dengan finansial meyakinkan.
”Pak Amran punya kekuatan finansial yang besar. Yang membuat pergerakan politik menjadi leluasa atau terkontrol, salah satunya kekuatan finansial. Suka atau tidak, hari ini kalau (finansial) tidak kuat, partai juga akan berpikir untuk merapat,” kata dia.
Suwadi juga membeberkan, faktor lain Amran bisa mengontrol arah parpol karena punya kedekatan dengan elit politik di tingkat DPP. Sehingga, dia bisa saja membangun komunikasi dengan mudah, ditopang bargening yang tinggi.
”Bisa dikatakan ketua umum partai politik itu kan teman ngopinya (AAS) di Jakarta. Karena kebanyakan mereka itu sama-sama menteri,” ungkapnya.
Kemudian, Suwadi menilai bahwa kandidat lain akan kelimpungan menghadapi Andi Sudirman. Sebab sokongan dana dari Andi Amran dan Haji Isam bisa membuat figur-figur lain berfikir ulang untuk melawan Andi Sudirman.
”Ini menjadi beban para calon lain, karena yang dihadapi ini (ASS), orang yang ketika menghabiskan uang Rp500 miliar, Rp1 triliun, itu hanya penghasilan dua atau tiga bulan saja. Sementara kandidat lain butuh waktu 20 sampai 30 tahun untuk bisa mengumpulkan uang Rp200 sampai Rp500 miliar. Itupun kalau bisa,” jelasnya.