FAJAR, MAKKAH-Amiruddin, jemaah kloter 19 asal Embarkasi JKG (Jakarta) menangis di hadapan Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki, Rabu sore, 12 Juni 2024. Dalam forum diskusi yang dihadiri jemaah haji di sektor dua itu, Amiruddin menangis sesenggukan saat menyampaikan pesan dan kesannya terkait pelayanan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Dia mengaku sangat terharu dengan semangat dedikasi PPIH 2024. Mereka kata Amiruddin, tidak kenal waktu melayani, berusaha memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada jemaah.
“Saya jadi saksinya Pak. Saya merasakan bagaimana petugas haji memberikan pelayanan. Luar biasa. Kami dilayani sangat baik,” kata Amiruddin dengan suara terbata, suaranya pun terdengar. Mata petugas yang hadir di ruangan itu ikut berkaca-kaca.
Amiruddin lalu juga bercerita tentang kinerja ketua kloternya. “Ketua kloter kami, mungkin tidurnya setiap hari hanya dua jam karena setiap saat melayani kebutuhan jemaah Pak,” ujarnya.
Pemerintah tahun ini memang sberusaha maksimal memberikan layanan terbaik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jemaah diberikan layanan bus Salawat gratis yang siap 24 jam mengantar jemput dari penginapan ke Masjidil Haram. Busnya besar, bersih dan disediakan air mineral botol.
Menu makanan yang disiapkan tiga kali sehari hingga Kamis, 13 Juni 2024, tidak pernah terlambat tiba di jemaah. Setiap boks makanan tertera batas waktu jam makan agar jemaah tidak mengalami gangguan pencernaan. Menunya pun beragam. Kadang lauknya ayam, ikan, daging, tahu, tempe dan sayur plus sambel.
Pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, jemaah haji Indonesia tidak perlu lagi repot-repot membawa alat masak dan bahan makanan, pemerintah menjamin makanan siap saji akan dibagikan.
Maka tak salah jika jemaah kloter 21, Ilyas Colly mengatakan bahwa dia merasa dimanjakan oleh pemerintah. Jemaah asal Luwu Timur ini masih mengingat bagaimana repotnya dia saat pertama kali menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu. Dia membawa bahan makanan, alat masak dan segala kebutuhan di Armuzna. Saat itu tidak ada petugas haji. Juga tidak ada kasur apalagi bantal dalam tenda di Arafah. Hanya disediakan karpet tipis. Tenda tak berpendingin.
“Saya katakan, kita dimanjakan betul. Dan saya merasakannya sangat berbeda jauh dibanding beberapa tahun lalu. Petugas selalu siap membantu kami,” kata Ilyas yang tahun ini berangkat bersama istri.
Dia berharap kualitas layanan ini terus dipertahankan hingga musim haji tahun ini berakhir. “Tahun berikutnya makin bagus lagi,” ujarnya. (er)