FAJAR, MAKASSAR-Pengamat politik dari Universitas Cahaya Prima (Uncapi) Bone, Dr. Hamka Hakim, memprediksi bahwa Andi Iwan Aras (AIA) akan mencalonkan diri pada Pilgub Sulsel mendatang. Ia membandingkan AIA dengan calon gubernur lainnya seperti Andi Sudirman Sulaiman (ASS), Muhammad Ramdhan Pomanto (DP), dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
“Dinamika politik pilkada serentak pada 27 November mendatang, terutama Pilgub Sulsel, dipastikan akan ada yang menjadi penonton,” ungkap Dr. Hamka, mantan Sekjen DPP Gema Kosgoro.
Selanjutnya, mantan Ketua Senat Fisip Unhas ini memberikan penilaiannya berdasarkan beberapa faktor, yakni tahapan pendaftaran calon pilkada masih dua bulan lebih, yaitu akhir Agustus. Sehingga, calon gubernur belum ada yang resmi mendapatkan rekomendasi partai pengusung. Sementara itu, adanya kekuatan besar di balik pemodal serta relasi antara penguasa dan pengusaha yang menghendaki pilihan pasangan calon yang berbeda. “Kita tidak menapikan relasi kuasa dan pengusaha dalam Pilgub Sulsel,” ungkap alumnus Doktor Administrasi Publik Unhas ini.
Sejatinya, kata mantan Dekan Fisip Unsulbar ini, jika melihat struktur yang paling siap dan kuat adalah Andi Iwan Aras (AIA). Selain memiliki modal sosial sebagai anggota DPR RI tiga periode berturut-turut, juga karena kemampuan komunikasi politiknya sebagai Ketua DPD Gerindra Sulsel yang berhasil mempertahankan dan menambah perolehan kursi pusat serta meningkatkan perolehan caleg terpilih provinsi menjadi 13 kursi. “Poinnya adalah, pada Pileg 2024 Gerindra memperoleh 13 kursi,” ucap Tutor UT terbaik Indonesia ini.
Selain itu, mantan Ketua Prodi Magister UIT ini pun menganalisa bahwa pihak DPP Gerindra memiliki misi untuk memperkuat kadernya yang mencalonkan diri pada pilkada serentak 27 November mendatang. Sehingga, penguatan dan perhatian di Sulsel dan Makassar menjadi target dan prioritas. “Sulsel dan Makassar masuk skenario pusat,” ucapnya.
Saat ini, jika memetakan secara geopolitik, pemilih AIA yang menguasai daerah pemilihan Sulsel 2, yakni Barru, Bone, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng, Parepare, dan Wajo, sangat kuat keterpilihannya bila dipasangkan dengan Adnan Purichta Ichsan yang mewakili Gowa, Jeneponto, Takalar, Bantaeng, Sinjai, dan Bulukumba. Analisa penulis menunjukkan jumlah dan kursi parpol pengusung, yakni Gerindra-Golkar-PKB, sebanyak 35 kursi.
Sementara itu, ASS yang berpasangan dengan Fatmawati menguasai Bone dan daerah Ajatappareng, terutama Sidrap dan Pinrang. Analisa penulis menunjukkan jumlah parpol dan kursi pengusung, yakni Nasdem-PPP-PAN, sebanyak 29 kursi.
DP-Indah mewakili pemilih Makassar dan Luwu, namun tingkat penerimaan DP di wilayah ini masih belum menguat. Salah satunya adalah PDIP yang belum memberikan rekomendasi resmi. Analisa penulis menunjukkan jumlah parpol dan kursi pengusung, yakni PDI-P, PKS, Demokrat, dan Hanura, sebanyak 21 kursi.
Terakhir, IAS yang sejak lama membangun citra dirinya sebagai calon gubernur Sulsel dan digadang-gadang memperoleh rekomendasi Golkar, sampai saat ini belum menentukan pilihan wakilnya. Sehingga, kemungkinan besar menjadi penonton apabila semua rekomendasi partai Golkar diberikan kepada pasangan calon tertentu atau bukan kader internal Golkar. (*/)