FAJAR, MAKKAH-Jemaah Calon Haji (JCH) diingatkan untukuntuk tidak lupa membawa smart card saat Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Kartu yang diterbitkan pemerintah Arab Saudi itu akan di-scan sebelum naik ke bus. Yang tidak bisa menunjukkan smart card tidak bisa masuk ke Armuzna.
Imbauan itu disampaikan Kepala Bidang Akomodasi Zaenal Muttaqin Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Selasa, 11 Juni 2024. Selain soal smart card, JCH juga diimbau membawa perbekalan yang cukup selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Zaenal mengatakan jemaah cukup membawa tas yang digunakan untuk membawa paspor, obat-obatan, dan perlengkapan pribadi.
“Saat berangkat pada 14 Juni nanti, jemaah laki-laki harus sudah memakai pakaian ihram. Kalau diperlukan membawa pakaian ihram cadangan. Ibu-ibu memakai pakaian yang menutup aurat,” ujar Zenal di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Senin, 10 Juni 2024.
Zaenal juga mengingatkan jemaah haji membawa pakaian ganti yang cukup untuk dua hingga tiga hari. Mulai pakaian dalam dan pakaian sehari-hari. Juga jangan lupa membawa perlengkapan untuk mandi seperti handuk kecil, sabun, shampo, dan sikat gigi.
“Kalau bantal tidak usah dibawa karena di tenda sudah disiapkan kasur dan bantal meskipun tidak sama dengan yang di hotel,” jelas Zaenal.
Setelah wukuf di Arafah kemudian mabit di Muzdalifah dan Mina, jemaah melontar jumrah aqabah di Jamarat pada 10 Dzulhijah, jemaah bisa melepas pakaian ihram. “Jemaah laki-laki bisa bisa berganti dengan sarung atau celana panjang dan pakaian biasa,” kata Zaenal.
Bagi yang mau ambil nafar tsani bisa menyiapkan pakaian untuk empat hari. Karena yang nafar tsani akan tinggal di Mina sampai 13 Dzulhijah. Kalau yang nafar awal akan di Mina 10-12 Dzulhijah,” katanya.
Zaenal juga mengimbau jemaah membawa tas yang simpel untuk membawa pakaian. Ia tidak menyarankan jamaah membawa koper kabin. Kecuali memang tidak ada tas lain yang lebih fleksibel. Koper kata dia bisa menyulitkan pergerakan saat naik dan turun dari bus.
Mobilitas jemaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina akan sangat cepat. Dari Makkah, jemaah akan turun di Arafah untuk wukuf. Malamnya, jemaah harus naik bus lagi dan turun di Muzdalifah untuk mabit.
Kemudian harus bergerak lagi dan turun di Mina untuk 2-3 hari. Terkait akomodasi di Armuzna, menurut Zaenal, sudah siap seratus persen. Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq. Bidang akomodasi juga berkoordinasi dengan petugas sektor untuk menyiapkan akomodasi bagi jemaah yang tidak menginap di Mina dan kembali ke hotel. Terutama untuk jemaah yang tinggal di Syiyah dan Rawdah. “Kami sudah meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Dzulhijah,” kata Zaenal.
Selain itu, lanjut Zaenal, pihaknya juga telah menyiapkan hotel transit untuk jemaah lansia nonmandiri. Lokasinya di Alawi, dekat Aziziah. Sengaja dipilih di sana karena dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). “Kami sediakan kamar untuk menampung 390 jamaah,” kata Zaenal. (er)