English English Indonesian Indonesian
oleh

MCH Setiap Hari Menyisir Masjid Nabawi, Mencari Jemaah yang Terpisah dari Rombongan

FAJAR, MADINAH-Masjid Nabawi adalah pusat kegiatan jemaah haji dari seluruh dunia ketika tiba di Madinah. Nabawi pun menjadi titik sentral pelayanan jemaah haji Indonesia.

Tim Media Centre Haji (MCH) tidak hanya menjadikan masjid Nabawi dan sekitarnya sebagai sentral sumber berita, tetapi juga menjadi tujuan mencari jemaah yang membutuhkan pertolongan.

Bukan hanya jemaah Indonesia, kami pun sering bertemu jemaah-jemaah dari berbagai negara yang membutuhkan bantuan. Kasusnya sama dengan jemaah Indonesia. Terpisah dari rombongan atau tidak tahu arah jalan pulang menuju hotel. Mereka juga rata-rata lansia, persis sama dengan jemaah haji Indonesia.

Menolong jemaah haji Indonesia tentu jauh lebih mudah karena satu bahasa yaitu Indonesia meski banyak juga, khususnya yang lansia hanya bisa bahasa daerah. Kalau asal Makassar, ada saya yang bisa melayani. Dan pasti teman-teman jurnalis mencari saya jika ada jemaah asal Makassar yang butuh pertolongan. Jika bahasa Jawa ada Khairina wartawati asal Solo, jika Palembang, ada Hikmah dari Pendis Kemenag RI.

Tapi jika jemaah yang butuh bantuan dari negara Iran, Irak, Tunisia, Nigeria, Kasastan, Zimbabwe dan sejumlah jemaah dari benua Afrika lainnya, kami selalu menggunakan bahasa isyarat. Karena mereka rata-rata tidak bisa menggunakan bahasa Inggris. Kadang bisa nyambung, tak jarang komunikasi gagal. Mereka bingung. Kami tak kalah bingungnya. Solusinya, kami antar mereka ke pos pelayanan Nabawi yang disediakan manajemen Masjid Nabawi. Jika paham apa yang dimaksudkan mereka, kami membuka peta yang khusus dibuat untuk jemaah haji Indonesia yang menunjukkan titik hotel-hotel jemaah.

Di dalamnya tertera nama hotel, nomor hotel dan posisi hotel dekat nomor berapa pintu gerbang Masjid Nabawi. Setidaknya peta ini bisa menjadi petunjuk untuk membantu kami mengetahui arah pulang jemaah asing. Kami yang mengenakan baju seragam dimana pun dan kapan pun memang untuk memudahkan jemaah haji Indonesia mengetahui bahwa kami ada untuk mereka.

Atribut yang ada di seragam ramai dengan identitas Indonesia. Letter yang menunjukkan sebagai petugas Indonesia dibuat dalam ukuran besar di punggung rompi hitam kami. Warnanya merah. Ditulis dengan bordir tebal. Bukan hanya dalam bahasa Indonesia tetapi juga letter Arabia. Selain tulisan, merah putih juga menempel di lengan kanan baju putih yang kami kenakan. Ini bisa ditandai bagi jemaah yang tidak bisa membaca tapi mengenal benderanya.

Kami wartawan yang tahun ini menjadi tim Media Centre Haji (MCH), setiap hari menyisir Masjid Nabawi. Mulai dari pintu 333 hingga 310, kadang dari pintu 338 berakhir di 326. Tak jarang kami menemukan jemaah jauh dari area penginapannya. Mereka keluar dari Masjid Nabawi tidak melalui pintu yang sama saat mereka masuk, sehingga saat keluar bingung mencari arah pulang. Ada pula jemaah kebingungan karena ditinggal temannya saat dia mengisi botol minumannya dengan air zamzam.

“Saat saya balik, teman saya sudah tidak ada,” kata jemaah asal Lombok yang minta diantar pulang ke penginapannya.

Jemaah tidak hanya meminta informasi seputar pondokan. Ada juga yang bertanya dimana ATM, money changer, toilet, tempat beli makanan Indonesia hingga toko beli oleh-oleh murah.

Panas yang menyengat dengan suhu kadang mencapai 42 derajat celcius tidak boleh menjadi alasan menolak membantu. Itu komitmen semua petugas haji Indonesia. Jurnalis yang sedang meliput pun harus meninggalkan liputannya dan utamakan pelayanan terhadap jemaah. Kami menahan panas dengan berharap rahmat dari Allah Swt., memakai masker, menutup kepala dengan topi, memercikkan air di kepala saat panas sangat menyengat.

Untuk itu kami selalu membawa perlengkapan “jihad”. Termasuk kanebo untuk mendinginkan hape. Lelah tapi nikmat. Panas tapi hati kami sejuk. Apalagi setiap kali melihat kubah hijau di Nabawi, di situ ada Rasulullah saw. terbaring. Kami yakin, kekasih Allah itu tersenyum memandang kami. Maafkan kami Ya Rasul, apa yang kami lakukan tidak akan mampu menandingi perjuanganmu bersama sahabat dalam memperjuangkan agama Islam. (erniwati/)

News Feed