English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemimpin Muda Sulawesi Selatan

Oleh: Arief Rosyid Hasan / Founder Merial Institute, Komandan Tim Kolaborasi Nasional Fanta 2.0

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di seluruh Indonesia dilaksanakan tanggal 27 November 2024, seluruh rakyat Indonesia akan kembali berbondong-bondong mengisi bilik suara untuk menentukan pemimpinnya.

Berbeda dengan Pemilu yang memilih anggota legislatif dan presiden serta wakil presiden, Pilkada serentak akan menentukan siapa pemimpin kita di daerah. Tentunya ada harapan besar agar pemuda mampu bersaing dalam mengisi posisi pucuk pimpinan daerah, utamanya di Sulawesi Selatan. Setelah keberhasilan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai Wakil Presiden, bukan tidak mungkin kesuksesan ini berulang dengan menitipkan kepercayaan masyarakat pada sejumlah pemimpin muda untuk menjadi kepala daerah di Sulawesi Selatan.

Kehadiran kepala daerah muda di Sulawesi Selatan mencerminkan perubahan positif dalam dinamika politik lokal. Berdasarkan data dari Perludem tahun 2021, sebanyak 13,7 persen kepala daerah terpilih berasal dari generasi milenial. Ini menunjukkan peningkatan representasi orang muda dalam politik yang membawa semangat baru dan inovasi dalam pemerintahan daerah.

Kepala daerah muda ini datang dengan energi dan ide segar yang berbeda dari generasi sebelumnya. Orang muda ini cenderung lebih terbuka terhadap teknologi dan metode baru dalam menjalankan pemerintahan. Sebagaimana diungkapkan dalam laporan dari RRI, penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi administrasi publik merupakan salah satu inovasi yang mereka bawa. Hal ini penting dalam upaya memperbaiki pelayanan publik dan merespons kebutuhan masyarakat dengan lebih cepat dan efektif.

Namun, di balik potensi yang besar, kepala daerah muda ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Pengalaman yang terbatas dalam birokrasi sering kali menjadi kendala dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Selain itu, mereka harus mampu mengatasi budaya birokrasi yang sering kali resistensi terhadap perubahan cepat. Menghadapi tantangan ini memerlukan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak.

Meskipun demikian, potensi kepala daerah muda ini sangat besar dalam membawa perubahan positif. Dengan latar belakang pendidikan yang baik dan pemahaman teknologi yang mendalam, mereka bisa mendorong inovasi di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Mereka juga lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat, terutama orang muda yang mengharapkan perubahan yang signifikan.

Di Sulawesi Selatan, beberapa kepala daerah muda telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Mereka berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan melalui platform digital dan media sosial. Hal ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga memperkuat akuntabilitas pemerintah daerah. Selain itu, mereka aktif dalam mengembangkan program-program yang fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Di Kabupaten Gowa, kita melihat Adnan Purichta Ichsan yang telah memimpin selama 2 periode. Terpilih di usia yang sangat muda, yaitu 29 tahun. Ia membuat rekor perolehan suara terbanyak di Sulsel sebesar 91,22 persen dengan partisipasi pemilih 79 persen pada Pilkada 2020 yang lalu. Raihan 221 penghargaan dari seluruh sektor dan tingkat kepuasan masyarakat berada di 86,8 persen menunjukkan bahwa anak muda tidak boleh dipandang sebelah mata jika diberikan kepercayaan memimpin daerah.

Lalu ada Andi Seto Asapa dari Sinjai. Selama 5 tahun kepemimpinannya, penciptaan 1000 wirausaha baru dan 10 ribu lapangan kerja baru telah melampaui target. Pendampingan dan fasilitasi berbagai jenis bantuan bagi pelaku UMKM berhasil mengurangi tingkat pengangguran hingga di angka 1,8 persen. Insiatif-inisiatif yang dilakukannya untuk pembangunan Kabupaten Sinjai memperlihatkan bahwa anak muda memiliki pandangan yang jauh dalam melihat kebutuhan masyarakat yang ada.

Membahas pemimpin muda di Sulsel, tentunya juga harus menyebut nama Muhammad Yusran Lalogau dari Kabupaten Pangkep. Mulai berkarir sebagai anggota DPRD Kabupaten Pangkep di usia 22 tahun, ia kemudian menjalankan tugas sebagai Bupati di usia 28 tahun. Tiga tahun memimpin Pangkep, Yusran menaikkan indeks pembangunan manusia Kabupaten Pangkep hingga menyentuh angka 70,59. Beberapa peningkatan kualitas infrastruktur juga dilakukannya.

Pada tingkat Provinsi, kiprah Andi Sudirman Sulaiman bersinar cukup terang. Gubernur muda yang telah lama malang melintang di dunia profesional ini berhasil bertahan di tengah gempuran pandemi covid-19 yang melanda dunia. Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Sulawesi Selatan berhasil bounce back pada tahun 2021 secara kumulatif tumbuh pada angka 4,65 persen. Hal ini merupakan capaian yang positif, di mana tahun 2020 saat pandemi baru saja melanda, perekonomian Sulsel mengalami kontraksi pada angka -0,70 persen. Selain itu, ia juga berhasil menekan angka pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan produksi pertanian di Sulsel.

Melihat beberapa contoh kesuksesan ini, ada harapan besar bagi kepala daerah muda di Sulawesi Selatan yang kiranya perlu untuk dipenuhi. Pertama, mereka diharapkan terus meningkatkan kompetensi melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Kedua, penting bagi mereka untuk membangun jaringan kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Ini akan mendukung keberhasilan program-program yang mereka jalankan.

Selain itu, kepala daerah muda juga harus mempertahankan integritas dan komitmen terhadap pelayanan publik. Di era informasi yang serba cepat ini, menjaga kepercayaan masyarakat menjadi sangat penting. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Strategi pemanfaatan media massa dan media sosial yang efektif menjadi sebuah keniscayaan untuk membangun kepercayaan dari masyarakat.

Kehadiran kepala daerah muda di Sulawesi Selatan membawa harapan baru bagi masa depan daerah ini. Dengan semangat muda, inovasi, dan keterbukaan terhadap perubahan, mereka memiliki potensi besar untuk membawa kemajuan yang signifikan. Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, dengan dukungan yang tepat dan komitmen yang kuat, mereka dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif dan berkelanjutan.

Peningkatan partisipasi generasi milenial dalam politik lokal juga menjadi indikator positif bagi demokrasi di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa orang muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi aktif berkontribusi dalam proses pembangunan bangsa. Hal ini memberikan optimisme bagi masa depan politik dan pemerintahan di Indonesia, di mana generasi muda berperan penting dalam menciptakan perubahan yang lebih baik.

Dengan demikian, dukungan dan kesempatan yang lebih besar bagi kepala daerah muda akan sangat berharga dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih efektif, responsif, dan inovatif di Sulawesi Selatan. Harapan besar ada di pundak mereka untuk membawa daerah penopang ekonomi kawasan Indonesia Timur menuju masa depan yang lebih cerah. (*)

News Feed