“Jadi ada itu lukanya di perut katanya jatuh dari motor terus dikena knalpot jauh hari sebelum kejadian. Nah kalau saya lihat dari foto jenazah yang dikirimkan itu seperti luka baru habis disetrika,” katanya.
Berdasarkan asumsi tersebut, Jufri lantas menduga ada penyiksaan dialami Risma sebelum ia ditemukan meninggal dunia gantung diri.
“Apalagi kalau selama ini ditelepon dia seperti selalu ada dalam tekanan. Seperti ada orang yang dikte dia bicara di sekitarnya,” imbuh Jufri.
Dugaan Perdagangan Manusia
Jufri bercerita, anaknya meninggalkan rumah pada bulan puasa yaitu Maret 2024 kemarin. Menurut sang anak, ia bersama rekannya dijanjikan pekerjaan oleh penyalur tenaga kerja yang identitasnya dirahasiakan.
“Kata Risma, orang yang janjikan itu pekerjaan cuman kenalan lewat FB. Almarhumah dijanjikan pekerjaan di Tangerang sebagai pengasuh orang tua atau panti jompo,” kata Jufri, menceritakan awal mula Risma meninggalkan rumah hingga berakhir menjadi pekerja di Cafe Blue Sky di Kabupaten Fakfak.
Jufri mengaku sempat sangat khawatir karena Risma hanya berkenalan dengan orang yang ingin mempekerjakannya itu lewat FB. Terlebih, sebelum dia diberangkatkan, semua calon pekerja dikumpul di sebuah hotel.
“Karena saya khawatir dan merasa curiga lalu saya suruh mamanya telepon, ternyata dia kumpul di hotel. Lalu saya minta share lokasinya saya mau ke situ cerita sama bosmu dan teman-temanmu, tidak diminta-minta kalau ada apa-apa, sisa saya telepon bosmu atau ke rumahnya ka,” kata Jufri mengulangi percakapannya dengan Risma via telepon.
