FAJAR, GAZA—Penembakan dan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 37 orang, sebagian besar dari mereka berlindung di tenda, di luar kota Rafah di Gaza selatan semalam.
Serangan Israel terhadap Rafah, yang dilancarkan pada 6 Mei, mendorong lebih dari 1 juta orang meninggalkan kota tersebut, kata badan PBB yang membantu pengungsi Palestina.
Dikutip dari India Today, serangan selama beberapa hari terakhir telah menghantam wilayah barat Rafah, dimana militer tidak memerintahkan warga sipil untuk mengungsi.
Pasukan darat dan tank Israel telah beroperasi di Rafah timur, di bagian tengah kota, dan di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Amerika Serikat dan sekutu Israel lainnya telah memperingatkan agar tidak melakukan serangan besar-besaran di kota tersebut, dan pemerintahan Biden mengatakan tindakan tersebut akan melewati “garis merah”.
Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan Rafah pekan lalu sebagai bagian dari kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Sebuah usulan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut penghentian pertempuran di Rafah telah diedarkan oleh Aljazair pekan ini.
PM Israel, Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus maju di Rafah, dengan mengatakan pasukan Israel harus memasuki kota itu untuk membubarkan Hamas dan mengembalikan sandera yang disandera dalam serangan 7 Oktober. (amr)