English English Indonesian Indonesian
oleh

Penelitian RisetMu Ungkap Tingginya Toleransi di Masyarakat Muslim Papua Barat Daya

FAJAR, SORONG-Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia, meluncurkan program RisetMu (30 Mei 2024). Program ini bertujuan untuk mendukung pengabdian dan penelitian bagi dosen Muhammadiyah.

Salah satu tim peneliti yang tergabung dalam program RisetMu, dipimpin oleh Rahmat Hidayat dengan anggota Yoga Adriyan, bersama beberapa mahasiswa, melakukan penelitian bertajuk “Komunikasi Budaya pada Masyarakat Muslim Papua Perspektif Moderasi Beragama”. Penelitian ini berfokus pada mengungkap nilai-nilai toleransi di Papua Barat Daya, khususnya di Kampung Warmon Kokoda dan Kampung Arar. Penelitian ini didanai sepenuhnya oleh Diktilitbang dan berlangsung selama delapan bulan, dimulai pada Januari 2024.

Selama penelitian, tim menemukan berbagai metode penyelesaian konflik yang diterapkan oleh masyarakat Muslim asli Papua di dua kampung tersebut. Salah satu metode yang dikenal dengan “Satu Tungku Tiga Belanga” diungkapkan oleh Bapak Syamsudin Namugur, tokoh agama Kampung Warmon Kokoda. Prinsip ini menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan dalam hal keyakinan, keluarga, suku, atau budaya, masyarakat tetap mengutamakan persaudaraan. “Tempat makan kita boleh berbeda, tetapi kita tetap menggunakan tungku yang sama,” jelas Syamsudin, menggambarkan filosofi persatuan yang mendalam di masyarakat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Indonesia dalam meningkatkan toleransi antar kelompok masyarakat, seperti yang ditunjukkan oleh masyarakat Kampung Warmon Kokoda dan Kampung Arar. (*)

News Feed