FAJAR, MADINAH-Jemaah demensia menjadi bagian tersendiri dalam perjalanan petugas haji. Tidak sedikit jemaah lansia yang mengalami demensia setibanya di Madinah atau Makkah. Mereka umumnya merasa masih di kampung halaman. Ada yang bercerita bahwa dia baru saja dari kantor desa karena pekerjaan sebagai sekretaris desa. Ada pula yang mengaku baru bertemu teman-temannya di kampung.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji ((PPIH) Makkah, Jumat, 30 Mei 2024, bertemu jemaah lansia bernama Rusmin.
Kakek asal Purworejo ini ditemukan di sekitar Masjidil Haram, Makkah. Rusmin yang seharusnya menuju parkiran bus di terminal Syib Amir tempat para jemaah akan diantar ke hotel, justru salah arah. Dia melangkah menuju Masjidil Haram.
Saat dicegat petugas haji dan mengingatkannya salah arah, Rusmin justru bersikeras bahwa jalurnya sudah cocok. Dia tetap memilih terus melangkah. Dia berujar mau ke Terminal Purworejo untuk pulang.
Air minum yang ditawarkan petugas diitolaknya. “Ora usah melu aku (tidak usah membuntutiku),” kata dia sambil terus berlalu.
Fredy Jaguar, petugas yang mengikuti Rusmin, tak putus asa. Dia tetap sabar membuntuti. “Saya ikuti terus. Saya tawari balik gak mau. Yang bahaya kalau nanti dia menerobos ke jalan besar, banyak bus,” kata Fredy.
Fredy tahu ia tak bisa memaksa. Menurut dia, jemaah yang sedang mengalami demensia atau penurunan daya ingat seperti Rusmin sedang tidak menjadi dirinya sendiri.
Sebelum sampai di lorong bus, Rusmin akhirnya menepi karena kelelahan. Kain ihram yang disandangnya tiba-tiba berlumuran darah. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Fredy untuk mendekati Rusmin. Perlahan ia membuka obrolan dengan pria asal Purworejo, Jawa Tengah tersebut.