Darah yang berada di kain ihram Rusmin berasal dari luka akibat kateter atau alat bantu kencing. Sementara di dalam plastik hitam yang ia tenteng adalah kantung kateter yang berisi urinnya. ”Mungkin tergores atau gimana, jadinya keluar darah. Beliau langsung lemas, demam tinggi, saya langsung menghubungi petugas kesehatan,” kata dia.
Setelah dicek, suhu tubuh Rusmin mencapai 40 derajat celcius. Ia juga lemas karena dehidrasi atau kekurangan cairan. Kata Fredy, Rusmin telah berjalan lebih dari dua kilometer.
Tim kesehatan pun langsung membawa Rusmin ke pos kesehatan terdekat. Di sana, ia mendapatkan perawatan sambil menunggu rombongannya menjemput. Sekitar pukul 06.00 waktu Arab Saudi, Rusmin akhirnya bertemu dengan rombongannya dan diantar pulang ke hotel.
Dari keterangan anggota rombongan, Rusmin tidak terpisah. Sejak awal memang dia dipesankan jasa kursi dorong untuk melaksanakan umrah wajib. Maklum, usianya sudah kepala tujuh dengan kondisi kesehatan yang menurun. Rusmin pun rampung terlebih dahulu daripada rombongannya. Oleh pendorong, Rusmin lalu diantar ke pos awal.
Kondisi padat di pos awal itulah yang diduga membuatnya pusing. Rusmin kelelahan. Sakit prostat yang dideritanya membuat pria ini harus menggunakan keteter kemana-mana. Termasuk saat menunaikan umrah wajib. Petugas haji Indonesia kerap berhadapan dengan penderita demensia. Mereka akan bicara ngawur hingga kadang membuat jemaah lainnya terganggu.
Demensia menjadi salah satu perhatian khusus dalam penyelanggaraan ibadah haji. Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Enny Nuryanti mengatakan tren jumlah pasien demensia meningkat. Dari 57 pasien yang dirawat, 12 di antaranya adalah demensia. Mayoritas pasiennya, kata dia, adalah lansia. “Untuk yang demensia di atas 60 tahun, ada yang 70 tahun dan 80 tahun,” ujarnya, Selasa, 28 Mei 2024. Contohnya kakek Rusmin yang menganggap dirinya masih ada di Purworejo. (er/*)