English English Indonesian Indonesian
oleh

PNUP Sukseskan Seminar PTV di Makassar: Kolaborasi Riset Model Pentahelix Kuatkan Industri KTI

FAJAR, MAKASSAR-Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, Indonesia harus mandiri dalam menghasilkan riset dan inovasi. Kolaborasi antar sektor menjadi kunci untuk menghilangkan sekat-sekat kelembagaan yang selama ini menghambat kerjasama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Pemerintah Indonesia terus mendorong dan mewujudkan pemerataan ekonomi di KTI. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi antar sektor, termasuk perguruan tinggi, yang menjadi penentu keberhasilan tersebut. Menggunakan model Pentahelix, kolaborasi ini melibatkan lima unsur: akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.

Dalam seminar nasional kali ini, hadir sebagai panelis adalah Husain SPd MPd, Analisis Kebijakan Madya Bappelitbangda Sulsel, serta Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri Indonesia (FDPNI), Dr. Ing. Ahmad Taqwa MT. “Kolaborasi tercermin dari kegiatan riset terapan yang dilakukan dengan model Pentahelix,” ungkap Husain.

“Selain itu, kerja sama antara lembaga kerekayasaan dan sosial humaniora dalam proses penelitian menjadi hal yang sangat penting,” tambah Ahmad Taqwa, Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang.

Direktur PNUP, Ilyas Mansur, dalam sambutannya berharap ada keseriusan dan kerjasama yang kuat antar lembaga dan sektor industri. “Poin utamanya adalah kerjasama Pentahelix,” ujarnya saat membuka acara di Aula lantai 3 PNUP, Kamis, 30 Mei 2024.

Seminar nasional yang diprakarsai pimpinan PTV ini menghadirkan pembicara dan peserta dari badan dan lembaga riset perguruan tinggi negeri dan pemerintah untuk menemukan formula riset inovasi kerekayasaan dan humaniora dalam memperkuat industrialisasi. “Proses penelitian menjadi hal yang sangat penting,” ucap Dr. Eng. Abdul Kadir Muhammad selaku panitia pelaksana.

News Feed