English English Indonesian Indonesian
oleh

Komunitas BWSDS Pertemukan Orangt Tua Anak Pengidap Down Syndrome Bersama Ahli

FAJAR, MAKASSAR—Brighter with down syndrome (BWSDS) merupakan komunitas yang diusung oleh mahasiswa-mahasiswa di Makassar dari berbagai Universitas.

Sebut saja mulai dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) serta Institute Teknologi Bisnis Kalla.

Mereka kembali melakukan talkshow atau sharing session mengenai hal tersebut.
Talkshow inspiratif tersebut menghadirkan Guest Start, Fenny Frans salah satu orang tua anak down syndrome.

Lalu ada narasumber dr. Evi Silviani Gusnah, Sp.Rad., M.Kes (Ketua bidang kesehatan KOADS SulSel).bKemudian ada dr. Nilla Mayasari, M.kes., SpKFR Ped (K) (Ketua PERDOSRI Cabang Sulawesi Papua) dan dokter kandungan konsultan dan Obgyn, Dr. dr. H. Nasruddin.

Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Senin 25 Mei 2024.

Ketua Panitia Brighter with Down Syndrome, Putri Nur Safna mengatakan Awal mula terbentuknya BWSDS, dari kesadaran dan simpati yang mendalam terhadap individu dengan sindrom down.

“Tahun ini kami angkat Sebuah talkshow inspiratif sukses terlaksana bertajuk Cerita Sukses dan Melangkah Maju Bersama Down Syndrome,” ucapnya.

Melalui talkshow ini mereka mendatangkan kembali orangtua yang memiliki anak istimewa down syndrome. Lalu mereka diberikan kiat-kiat oleh narasumber yang merupakan ahlinya.

Ketua PERDOSRI Cabang Sulawesi Papua,
dr. Nilla Mayasari, M.kes., SpKFR Ped (K) mengatakan Sindroma Down merupakan suatu kelainan genetik (bawaan) pada kromosom 21 yang dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan, penampakan karaketristik.

“Oleh sebab itu diperlukan penanganan sedini mungkin dengan tepat sehingga mereka mampu hidup menjalani aktivitasnya secara mandiri,” ucapnya.

Program habilitasi maupun latihan sejak dini dan diikuti dengan assessmen kesiapan sekolah anak Sindroma Down merupakan tahapan upaya kesehatan yang dilakukan agar mereka dapat bersama berkarya dan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan bekerja nantinya.

Dukungan dari para stakeholder mulai dari dokter, tenaga kesehatan, guru/pendidik, Institusi pendidikan dan penelitian, lembaga sosial, serta pemerintah daerah maupun pusat.

“Mereka ini dapat berperan untuk membantu tercapainya hak anak Sindroma Down seperti hak untuk sekolah, belajar, bekerja dan lain-lain,” ucapnya. (wis)

News Feed