Pada 2019, robot cantik AI Shopia hadir di Indonesia untuk menjadi narasumber dalam sebuah agenda 2019 CSIS Global Dialogue. Sophia dapat berinteraksi dengan para peserta layaknya manusia, bahkan sempat berdialog dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara.
Disrupsi digital juga mempermudah dunia tulis-menulis. ChatGPT AI, dan sejenisnya dapat membantu manusia membuat narasi. Aplikasi ini memiliki kemampuan berpikir kurang lebih 100 kali lebih cepat dari manusia. Jika seseorang disuruh membuat naskah (contoh satu halaman saja) dengan bahasa dan narasi akademis yang terstruktur, mungkin manusia cerdas sekalipun masih memerlukan waktu sekitar 3-5 menit untuk menyelesaikannya. Namun, ChatGPT mampu menyelesaikan hanya dalam hitungan detik dalam bahasa apapun yang diinginkan.
Manfaat vs Ancaman
Teknologi digital dengan segala produknya benar-benar menjadi kebutuhan dasar bahkan bisa menjadi “dewa” dalam kehidupan manusia. Disrupsi digital memang mendatangkan manfaat, dan kemudahan, namun di sisi lain juga bisa mendatangkan ancaman bagi manusia.
Perselingkuhan sains dan teknologi digital dengan ideologi kapitalisme mengakibatkan manusia terempas dalam gelombang dan tsunami modernitas. Manusia kehilangan kebebasan dan makna kemanusiannya di tengah kehidupan megamekanis.
Disrupsi digital yang menghasilkan peradaban material menghancurkan tatanan dan nilai sendi-sendi kehidupan. Masyarakat panik, pegangan hidup goyah, dan jalan hidup pun mulai kehilangan arah. Gejala semacam ini menyebabkan terjadinya distorsi pada nilai-nilai kemanusiaan.