FAJAR, MAKASSAR – Jemaah yang meninggal di Tanah Suci akan dibadalkan (digantikan). Petugas haji di Arab Saudi akan menggantikannya.
Termasuk Nur Asiah Ladalle yang meninggal baru-baru ini. Jemaah kloter 16 asal Kabupaten Soppeng itu meninggal pada Kamis, 23 Mei saat baru tiba di Arab Saudi. Dia diduga serangan jantung. “Diduga penyakitnya jantung, kami doakan agar beliau insyaallah khusnul khotimah,” ujar Sekretaris PPIH Embarkasi Makassar, Ikbal Ismail.
Terkait dengan jemaah yang meninggal, Ikbal mengatakan, itu akan dibadalkan dengan petugas haji di Arab Saudi. Proses pemakaman juga dilakukan di sana melalui pemerintah Arab Saudi kerja sama Kemenag. “Jadi tidak ada jenazah yang dibawa kembali ketika meninggal di sana (Tanah Suci),” jelas Ikbal.
Ikbal juga mengatakan bahwa setiap yang meninggal juga diberikan asuransi. Pencairannya akan diserahkan ke keluarga almarhum.
Hal ini juga telah ditegaskan oleh Tim Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda. Dia mengatakan, Kementerian Agama memastikan jemaah haji yang wafat akan dibadalhajikan dan mendapat asuransi. “Asuransi diberikan sejak jemaah masuk asrama, waktu pemberangkatan, dan ketika mereka masih di asrama saat pemulangan,” katanya.
Dalam keterangannya, Widi menyampaikan, ada dua jenis asuransi yang disediakan, yaitu asuransi jiwa dan kecelakaan. Jemaah wafat diberikan asuransi sebesar minimal Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) per embarkasi.
“Jemaah wafat karena kecelakaan diberikan dua kali BPIH per embarkasi. Sementara jemaah kecelakaan yang mengalami cacat tetap, diberikan santunan dengan besaran yang bervariasi antara 2,5 persen sampai 100 persen BPIH per embarkasi,” terang dia.
Menurutnya, pengurusan asuransi dilakukan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Pihak perusahaan asuransi akan membayar klaim melalui transfer ke rekening jemaah. “Asuransi mengcover sejak jemaah masuk asrama embarkasi haji sampai jemaah pulang kembali ke debarkasi haji,” ujarnya. (mum/*)
