Oleh: Nurul Ilmi Idrus
Zona merupakan kawasan atau area yang berfungsi dan berkarakteristik spesifik. Kata zona adalah kata yang tidak asing di telinga kita, dan belakangan ini kembali menjadi populer setelah Singapura dinobatkan menjadi zona biru keenam setelah Ikaria (Yunani), Okinawa (Jepang), Nicoya (Kosta Rika), Sardinia (Italia) dan Loma Linda (AS). Jika dibandingkan dengan lima zona biru sebelumnya yang merupakan zona biru asli (karena terjadi secara alami), maka zona biru Singapura saat ini menjadi Zona Biru 2.0 buatan manusia.
Apa itu zona biru? Zona biru (blue zone) adalah tempat yang memiliki jumlah penduduk berusia seratus tahun 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) yang didasarkan pada basis per kapita. Istilah zona biru pertama kali dicetuskan oleh Dan Buettner, seorang penjelajah dan rekan National Geographic serta jurnalis, selama Buettner menjalankan proyek eksplorasi yang dipimpinnya pada tahun 2004 atas dukungan dari Nationa Geografik.
Ekspedisi pertama Buettler adalah ke Okinawa, Jepang pada tahun 2000 untuk menyelidiki umur panjang di sana. Setelah itu, ia kemudian menjelajahi wilayah lain di dunia yang dilaporkan memiliki umur panjang yang tinggi. Petualangan Buetter dan semua temuannya dibukukan, sehingga menghasilkan sejumlah buku yang menarik perhatian media dan menjadi buku terlaris New York Times, seperti the Blue Zones, the Blue Zones Solution, the Blue Zone Challenge, the Blue dan Zones American Kitchen.
Jika lima zona biru pertama terjadi secara alami, maka apa yang menyebabkan kemudian Singapura menjadi zona biru pertama buatan manusia? Ini karena Singapura melakukan upaya untuk menghasilkan kehidupan terpanjang dan tersehat di planet melalui kebijakan-kebijakan dan perencanaan-perencanaan yang sangat bagus dan diimplementasikan demi kepentingan masyarakat Singapura, sebagaimana cita-cita Lee Kuan Yew, Bapak pendiri Singapura.