FAJAR, MADINAH-Suroso, 84 tahun, warga Kebumen, Jawa Tengah, patut berbahagia dan bangga memiliki putri seperti Sukamti. Wanita berusia 44 tahun ini rela menghabiskan hidupnya menjadi tenaga kerja Wanita (TKW) di Malaysia selama 25 tahun untuk mewujudkan mimpi ayahnya menunaikan ibadah haji.
Pada musim hujan 1445 H ini, Suroso berangkat berhaji berkat kerja keras Sukamti yang menabung untuknya selama menjadi TKW. Sukamti bercerita bahwa sebagian penghasilannya ditabung untuk membiayai perjalanan ibadah haji orang tuanya. Selain menabung untuk sang ayah, Sukamti juga menjadi tulang punggung keluarga. Dia menanggung kebutuhan hidup empat orang adiknya dan anak sematang wayangnya. “Saya juga punya tanggung jawab, ada anak saya yang harus dibiayai sekolahnya,” cerita Sukamti.
Menurut Suroso, sejak kecil, Sukamti selalu punya tekad yang kuat. Ia rela dititipkan di panti asuhan hanya demi berjuang mendapatkan pendidikan gratis sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Teknik Mesin (STM) jurusan kelistrikan. Kondisi serba terbatas, membuat Suroso tidak mampu maksimal mencari nafkah. Ia waktu itu hanya mengandalkan istrinya Mardiyah, 75 tahun, yang sejak dulu bekerja sebagai petani.
Suroso mengaku sangat berbahagia meski dia tidak dapat melihat indahnya tanah suci. “Alhamdulillah Allah mengabulkan doa-doa saya untuk berhaji,” ujar Suroso.
Sukamti dan ayahnya bergabung dalam kelompok terbang (kloter) sembilan Embarkasi Solo (SOC 09). “Tabarakallah, saya bisa mendampingi Bapak berhaji, meskipun agak sedih karena belum bisa sekalian bersama Ibu,” tuturnya dengan mata berkaca. Ia bersyukur mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrean terlalu lama.
Ketua Kloter, Faozan, Suroso yang harus didorong kursi roda oleh pendampingnya saat ke Masjid Nabawi, sering menginspirasi jemaah lainnya. “Anggota kloter yang lainnya sering ikut membantu, termasuk saat ke Raudhah,” jelas Faozan. (erniwati/*)
