FAJAR, MADINAH-Jemaah haji Indonesia mulai menyerbu toko oleh-oleh di Madinah jelang pemberangkatan ke Makkah. Seperti yang terlihat di toko serba satu rial yang berada di terowongan dekat pintu 339 Masjid Nabawi, Toko Sulawesi Selatan dekat pintu nomor 338 dan sejumlah toko sekitar Masjid Quba.
Tempat belanja yang menjadi favorit jemaah asal Sulawesi Selatan dari pantauan Erniwati, Harian Fajar, anggota Media Centre Haji (MCH) Daker Madinah, adalah toko Bos Ali yang memberi label tokonya Sulawesi Selatan.
Mayoritas yang berbelanja di sana berbahasa Bugis dan Makassar. Pemilik toko dan pegawainya melayani dengan bahasa pengantar Bugis, Makassar, dan Indonesia. Mereka berteriak “masempo masempo” yang berarti murah.
Mereka pun dengan ramah menjelaskan harga-harga barang yang dipajang. “Hanya sepuluh rial untuk ibu. Murah. Nanti dikasih diskon banyak,” kata Ahmad, salah satu bos Toko Sulawesi Selatan. Warga Sulsel yang berbelanja di sana bisa menghabiskan uang Rp4 juta hingga Rp10 juta satu kali transaksi.
Story instagram Bos Ali, Minggu, 18 Mei 2024, menyebutkan bahwa penjualan tokonya pada hari Minggu kemarin, mencapai Rp500 juta.
Saat kami tim MCH meliput di sana, tampak sejumlah ibu-ibu asal Sulsel mempacking barang belanjaan dalam tas belanja berukuran besar. Satu tas berisi oleh-oleh yang nilainya berkisar Rp4 juta hingga Rp5 juta. Tasnya bukan satu tapi ada enam yang siap diantar ke hotel. Barang-barang tersebut akan dikirim melalui kargo.
Menurut Ahmad, mereka membantu pengiriman hingga tiba di rumah jemaah. Sayangnya Ahmad tidak menyebutkan biaya kargo per kilonya.
Jemaah yang ditemui kemarin berasal dari Kabupaten Pinrang namun berangkat bersama rombongan jemaah Sulawesi Barat. “Harganya macam-macam. Ini oleh-oleh untuk keluarga, tetangga dan semua kerabat di kampung,” kata Hamida, warga Ujung Lero, Kabupaten Pinrang. Dia terlihat sangat akrab dengan
Ahmad dan pegawai toko Sulawesi Selatan lainnya. Jemaah lainnya namanya Teti dari Mamuju Tengah. Mereka berbelanja dalam partai besar. Barang yang dibeli berupa sajadah, tasbih dan gelang untuk anak-anak di kampung,” kata Teti.
Teti dan Hamida menjelaskan bahwa barang-barang tersebut akan dikirim via kargo sehingga tidak akan merepotkan dalam perjalanan melaksanakan ibadah haji.
Mereka sudah mengetahui batas bawaan barang di bagasi dan di kabin pesawat sehingga memutuskan memanfaatkan jasa kargo.
Biaya jasa pengiriman barang dari Arab Saudi ke Indonesia dibagi dua kategori berdasarkan armada yang digunakan. Jika menggunakan kapal laut, tarifnya 10 riyal per kg. Tiba di alamat yang dituju di tanah air berkisar 2-3 bulan. Sedangkan via udara hanya membutuhkan waktu 15 – 22 hari perjalanan. Tarifnya lebih mahal 35 riyal per kg.
Salah satu perusahaan kargo di Madinah Bernama Trans Cargo. Namun perusahaan ini hanya melayani pengiriman ke wilayah Pulau Jawa saja.
Selain Trans Cargo, sejumlah perusahaan jasa serupa bisa digunakan. Seperti Pos Indonesia, Cargo Haji dan Umrah, DHL Ekspress, Nippon Ekspress, Saudi Pps dan FedEx. (erniwati/*)