FAJAR, MADINAH-Mutiah Darimun Ahmad, 80 tahun, mengalami pusing dan muntah usai melaksanakan ibadah salat zuhur di Masjid Nabawi, Sabtu, 18 Mei 2024. Wajah lansia yang bergabung di Kloter 22 Surabaya ini , tampak lelah.
Dia terduduk lesu di atas kursi roda yang posisinya tidak jauh dari pintu gerbang nomor 338 Masjid Nabawi. Empat rekanya dari kloter yang sama berusaha memijat bahunya.
Seorang petugas haji dari personel penanangan krisis dan pertolongan pertama pada jemaah haji (PKP3JH) bernama Husnia Wati dan Farida dari Perlindungan Jemaah (Linjam), yang berada di lokasi, langsung turun tangan menangani. Husnia membuka tas ransel hitam miliknya yang bertuliskan petugas haji. Dia mengambil sebutir obat dan dengan lembut memberikan ke Mutiah untuk meredakan mual.
Sabtu siang kemarin, cuaca Madinah memang sangat terik. Suhunya diperkirakan mencapai 41derajat celcius. Pada kondisi ini, jemaah diimbau perbanyak minum air putih dan menghindari paparan sinar matahari serta tidak mengonsumsi air dingin.
Mutiah sebenarnya sudah diingatkan rekannya untuk salat di hotel saja, tetapi dia tetap ngotot salat berjemaah di Masjid Nabawi yang mulai sangat padat jelang wukuf.
Hingga siang kemarin, jemaah haji Indonesia yang memasuki Madinah mencapai 52.491 orang dari 135 kloter. Belum lagi jemaah dari negara lain yang mulai berdatangan. Artinya Madinah makin padat dan jemaah yang melaksanakan salat di Masjid Nabawi bisa dipastikan makin banyak.
Dari pantauan tim media centre haji (MCH) banyak jemaah yang tidak lagi kebagian tempat di dalam masjid sehingga terpaksa harus memilih salat di pelataran masjid di bawah terik sinar matahari. Sementara beberapa bagian pelataran tidak tercover payung dan pendingin udara. Bahkan tempat yang berpayung dan berpendingin pun tetap tidak mampu meredakan suhu panas dengan maksimal. Termasuk lantai. “Kondisi ini sangat rentan membuat jemaah dehidrasi, pusing dan muntah seperti yang dalami Mutiah,” kata Husnia Wati dari PKP3JH.
Tidak jauh dari lokasi ini, jemaah lansia atas nama Suki Setiawati, asal Embarkasi Kertajati juga membutuhkan pertolongan. Dia kelihatan kebingungan dan ketakutan setelah terpisah dari rombongan usai melaksanakan salat zuhur berjemaah.
Farida dari Linjam berusaha menenangkannya. “Tenang bu. Jangan takut. Ada kami. Hotel ibu kami tahu dan kami akan antar ibu,” jelas Farida.
Suki berjalan dari masjid Nabawi tanpa alas kaki. Kakinya hanya dibungkus kaos kaki tipis.
Husnia, petugas haji dari PKP3JH mengeluarkan sebuah sendal dari ransel Farida dan memakaikannya. Suki mulai tenang. Pemilik toko suvenir yang berada di dekat lokasi kejadian memberikan air mineral. Suki pun diantar ke Hotel Ritz tempatnya menginap selama di Madinah. (er)