FAJAR, MADINAH-Beragam cerita seputar jemaah haji Indonesia saat tiba di Arab Saudi. Banyak di antara mereka, khususnya lansia menikmati suasana Nabawi dengan duduk-duduk santai di pelataran masjid usai menunaikan ibadah salat.
Jemaah haji yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Madinah tak kuasa menahan tangis. Seperti tangis haru Zainudin Tunggeng (72), jemaah asal Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, sesaat sebelum turun dari bus yang mengantarnya ke hotel, Senin, 13 Mei 2024.
Zainuddin dan istri meluapkan keharuannya dengan menangis tersedu sembari sesekali mengucapkan selawat sebagai bentuk rasa syukur bisa melaksanakan ibadah haji dan menyaksikan keindahan Masjid Nabawi.
Saat itu mobil bus yang ditumpanginya berhenti sejenak di jalan yang berdekatan dengan area Masjid Nabawi. Tepatnya di depan Hotel Jawal Taiba, tempatnya menginap selama sembilan hari Bersama rombongan kloternya di Madinah.
“Saya sangat bahagia setelah penantian selama 12 tahun. Akhirnya saya dan istri bisa ke sini. Ke Masjid Nabawi,” katanya.
Dia terkagum-kagum saat melihat payung di halaman Masjid Nabawi perlahan-lahan terbuka. “Bagus sekali,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca. Istrinya mengiyakan dengan mata tak lepas ke arah payung.
Dia mengaku sudah lama memendam rindu kepada Rasulullah SAW.
“Saya rindu kepada beliau, Nabi Muhammad SAW. Ini kesempatan yang sangat berharga. Saya ingin menyampaikan salam kepada beliau,” tuturnya dengan semangat.
Zainudin Tunggeng adalah pensiunan guru Bahasa Inggris SMA di kampungnya. Untuk sampai ke tanah suci dia harus melalui perjalanan yang cukup panjang.
Dari tempat tinggalnya di Pulau Selayar yang beribukota Benteng, Zainuddin dan istrinya menggunakan kapal feri untuk menyeberang ke Pelabuhan Leppe’e yang ada di Kabupaten Bulukumba. Selanjutnya dia menuju embarkasi Makassar melalui jalan darat yang ditempuh 4-5 jam perjalanan. (er)