Mahasiswi UNM, Nita Selviani juga menyetujui bahwa pembayaran nontunai ini sangat memudahkan. Namun terlepas dari sisi positifnya, hal tersebut juga memiliki sisi negatif.
“Pembayaran nontunai sangat memudahkan jika memiliki kuota. Tapi terkadang akan menyulitkan bagi orang tua yang tidak memiliki ponsel. Jadi, untuk anak muda memang memudahkan. Tetapi bagi orang tua yang dimaksud, mereka terpaksa harus minta tolong kepada orang yang memiliki e-money,” tutur wanita asal Takalar tersebut.
Transportasi umum di Makassar juga telah diintegrasikan dengan teknologi digital. Aplikasi transportasi seperti Teman Bus memberikan informasi real-time mengenai jadwal bus, rute, dan kondisi lalu lintas, dapat membantu warga merencanakan perjalanan dengan lebih efisien.
Transformasi digital juga membawa dampak positif pada sektor kesehatan. Klinik dan rumah sakit di Makassar kini menyediakan layanan konsultasi medis, serta antrean online yang memudahkan pasien melakukan perawatan.
Dengan semakin banyaknya aktivitas yang beralih ke digital, Makassar menunjukkan komitmennya untuk menjadi Smart City yang modern dan berdaya saing tinggi. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi warganya. Tetapi juga membuka peluang baru dalam berbagai sektor, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. (*)
Oleh:
Nova Zafira
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM
Saat ini sedang menjalani Program Magang di Harian FAJAR